Mengapa Hal Sepele Bisa Berakhir Tragis

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Senin, 04 Des 2017 13:17 WIB
Akhir-akhir ini banyak kasus kriminalitas macam pembunuhan. Mengapa itu bisa terjadi. Bisakah dicegah?
Ilustrasi (Foto: Thinkstock/aradaphotography)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika saya membaca Koran Pikiran Rakyat pada Edisi Rabu, 15 November 2017 di halaman 8, ada sebuah berita mengenai anak yang membunuh ayah kandungnya sendiri. Anak tersebut membunuh ayahnya dengan menggunakan sebilah kapak. Kejadian itu terjadi di Purwakarta, Jawa Barat.

Pada berita tersebut dijelaskan jika tersangka berinisial J (40) diduga mengalami stres kemudian membunuh ayahnya, Toha (60) yang mengalami luka bacok di bagian wajah dan kepalanya. Pelaku langsung melarikan diri dan bersembunyi di dalam hutan. Namun, petugas tim gabungan Satreskrim Polres Purwakarta dibantu warga setempat berhasil menangkap tersangka.

Dari cerita di atas, kita dapat melihat bahwa terjadinya kasus pembunuhunan dilakukan oleh orang-orang terdekat korban. Dalam istilah KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana) yang dimaksud pembunuhan ialah kesengajaan menghilangkan nyawa orang lain.

Akhir-akhir ini banyak pemberitaan mengenai kasus pembunuhan baik di media cetak, media online, radio, maupun televisi. Mendengar kata pembunuhan memang mebuat miris hati semua orang. Dengan teganya seseorang menghabisi nyawa orang lain.

Bahkan adanya pembunuhan tersebut hanya karena masalah yang bisa dikatakan hal yang sepele. Contohnya hanya karena dituduh mencuri uang di warnet, tiga orang pelaku yang sudah berumur justru tega menikam temannya sendiri hingga tewas.

Meskipun perbuatan yang dilakukan oleh korban menurut kita merupakan hal yang sepele, tetapi jika orang lain tak terima dengan tuduhan tersebut maka hal yang tak terduga bisa terjadi.

Dilakukan oleh Orang Terdekat
Seperti yang sudah saya jelaskan di atas, bahwa rata-rata terjadinya kasus pembunuhan dilakukan oleh orang terdekat korban dengan motif yang beragam. Apakah begitu murahnya nyawa seseorang sehingga banyak kasus pembunuhan dilakukan untuk menyelesaikan masalah bahkan untuk hal-hal yang dianggap sepele?

Masih ingatkah Anda dengan kasus pembunuhan yang diwarnai kekerasan seksual yang menimpa E (18) pada 2016 lalu, yang dilakukan oleh tiga orang pelaku yang merupakan orang-orang terdekat korban. Para pelaku sebenarnya tidak kenal satu sama lain tetapi mereka memiliki ketertarikan yang sama terhadap korban.

Hukuman Bagi Pelaku
Dalam KUHP mengenai ketentuan-ketentuan pidana diatur dalam pasal 340 KUHP yang berbunyi “Barang siapa dengan sengaja dan dengan direncanakan lebih dahulu menghilangkan nyawa orang lain, dihukum karena pembunuhan dirancanakan (moord), dengan hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara semantara selama-lamanya dua puluh tahun”.

Hukuman bagi pelaku pembunuhan E yaitu divonis hukuman 10 tahun penjara dan dua di antaranya dijatuhi hukuman mati.

Dalam data statistik kriminal 2016, selama lima tahun terakhir, jumlah kejadian penghilangan nyawa (pembunuhan) di Indonesia cenderung meningkat yaitu pada 2015 sebanyak 1.491 kasus.

Faktor Penyebab
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pembunuhan:
(1) Faktor ekonomi, biasanya ekonomi menjadi faktor penyebab terjadinya tindak kejahatan. Kebutuhan meningkat tetapi pendapatan yang tetap atau bahkan kurang bisa menyebabkan emosi seseorang tak terkendali. Sehingga seseorang bisa berpikir dengan melakukan tindakan kejahatan ini bisa mengurangi permasalahan yang ada.
(2) Faktor lingkungan, faktor yang satu ini menjadi pembentuk karakter seseornag. Jika seseorang tumbuh dan bergaul dengan orang-orang yang kurang baik dengan tanpa pengawasan orang tua maka kepribadian yang terbentu akan sama seperti lingkungan di mana ia berada.
(3) Faktor tontonan, karena adanya tontonan yang ditayangkan dan kerap disaksikan mengenai kekerasan dan tindak kejahatan, bisa memicu terjadinya perbuatan yang sama.
(4) Faktor lainnya adalah karena pengaruh minuman keras, nafsu seseorang, perebutan harta, cemburu, sakit hati terhadap korban, adanya konflik, dan lain-lain.

Pencegahan
Menurut hemat saya, cara mencegah agar terhindar dari tindakan kejahatan pembunuhan bisa dimulai dari keluarga. Orang tua harus mendidik anak dengan baik, memberikan pengajaran tentang etika, moral, dan pendidikan agama yang baik.

Contoh sikap orang tua ketika mengetahui anaknya berkelahi, orang tua harus memberi tahu bahwa hal tersebut bukanlah perbuatan yang baik, bukan memarahi anak tersebut dan menyuruh untuk membalas perbuatan yang lebih kejam.

Pendidikan agama memang penting untuk diajarkan kepada anak, agar dapat menjaga sifat dan sikapnya dalam bergaul, mempunyai iman yang kuat, dan bisa mendekatkan diri kepada Tuhan ketika sedang mendapatkan masalah. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER