Demonstran Hong Kong Menuju Beijing

Hong Kong, CNN Indonesia -- Demonstran pro-demokrasi Hong Kong menyatakan akan melanjutkan aksi protes mereka hingga ke Parlemen Tiongkok atau Kongres Rakyat Nasional di Beijing.

Pergerakan para demonstran ke Beijing ini menandakan lanjutan perjuangan mereka untuk menuntut terciptanya demokrasi penuh bagi Hong Kong, yang tak kunjung mendapat respon dari pemerintah Hong Kong.

Ketua Mahasiswa Federasi Hong Kong (HFKS), Alex Chow menyatakan selama ini pemerintah Hong Kong selalu berdalih bahwa mereka tidak mempunyai otoritas untuk mengabulkan tuntutan para demonstran, karena sejatinya Hong Kong berada di bawah pemerintahan Tiongkok.

"Saya rasa, sudah saatnya kami ke Beijing dan berdiskusi langsung dengan pejabat Tiongkok di sana," kata Chow, pekan lalu, seperti diberitakan Reuters, Rabu (5/11).

Demonstran, yang sebagian besar terdiri dari mahasiwa ini menyatakan akan memberikan keterangan detail mengenai aksi mereka di Beijing, pada Kamis (6/11) besok.

Namun aksi para demonstran kemungkinan besar akan ditentang oleh pemerintah Tiongkok, karena saat ini pemerintah setempat tengah mempersiapkan pergelaran KTT APEC yang diselenggarakan di Beijing pada 10-11 November mendatang.

Sejak lepas dari kolonial Inggris, Hong Kong berada dibawah kepemimpinan Tiongkok dengan aturan "satu negara dua sistem", yang mengatur agar daerah ini memiliki otonomi dan kebebasan khusus, yang tidak diterapkan di Tiongkok Daratan.

Namun, warga Hong Kong melancarkan aksi protes karena menilai demokrasi tidak ditegakkan, dan menuntut pemilu yang langsung dan demokratis dalam menentukan pemimpin eksekutif Hong Kong tahun depan.

Hingga saat ini, HFKS belum memastikan apakah aksi protes mereka akan bertepatan dengan penyelenggaraan KTT APEC. Jika benar, maka para demonstran berkesempatan melakukan protes di depan sejumlah pemimpin negara di Asia Pasifik.

Semetara, Ketua Aliansi Demokratik untuk Perbaikan dan Kemajuan Hong Kong yang disinyalir pro-Beijing, Tam Yiu-chung menyatakan akan membantu menyampaikan pesan para mahasiswa ke parlemen di Beijing jika mereka berhenti menduduki jalan utama, seperti diberitakan RTHK, Selasa (4/11).

Tam juga menyatakan bahwa rencana para demostran untuk melakukan aksi protes di Beijing tidak dapat terlaksana.

Para pengunjuk rasa telah melakukan aksi protes dengan memblokir jalan-jalan utama yang mengarah ke tiga sentra bisnis dan politik Hong Kong selama beberapa minggu belakangan.

Aksi ini telah diikuti oleh lebih dari 100.000 demonstran yang telah berkemah di sejumlah lokasi, terutama di Admiralty, yang dipenuhi kantor pemerintah dan berdekatan dengan sentra bisnis.