Amerika Serikat menawarkan bantuan kontra-terorisme ke Pakistan setelah Taliban menyerang sekolah milik militer di Peshawar pada pada Selasa (16/12).
Serangan ini menewaskan setidaknya 145 orang, 132 diantaranya adalah anak-anak.
Presiden AS Barack Obama mengatakan serangan itu sebagai tindakan "bejat" dan berjanji Washington akan mendukung Pakistan memerangi militan.
"Kami berdiri dengan orang-orang Pakistan dan menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat untuk mendukung pemerintah dalam upaya memerangi terorisme dan ekstremisme dan mempromosikan perdamaian dan stabilitas di kawasan itu," kata Obama.
Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan Amerika Serikat sedang menawarkan bantuan kontra-terorisme ke Pakistan, tetapi menolak untuk memberikan detail lebih lanjut.
Sejak 2001, Amerika Serikat telah memberikan bantuan keamanan sebesar US$18 miliar, menurut Congressional Research Service. AS juga menggunakan drone untuk membunuh ratusan militan di sana, meskipun kematian warga sipil dalam serangan drone telah memicu kemarahan publik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Para pejabat AS juga mengatakan bahwa mereka sekarang mengharapkan tindakan keras keras terhadap Taliban oleh pasukan keamanan Pakistan sebagai pembalasan atas serangan di sekolah, di mana banyak siswa adalah anak-anak dari personil militer.
Namun Washington juga tidak menyerukan hal tersebut secara terbuka, sebagai antisipasi atas sentimen anti-AS yang kini banyak muncul di Pakistan.
Washington dan Islamabad telah lama menjadi sekutu, namun hubungan keduanya tak selalu stabil. Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan Pakistan-AS membaik terutama sejak 2011, ketika pasukan komando AS membunuh pemimpin al-Qaeda Osama bin Laden dalam serangan yang disebut Pakistan melanggar kedaulatannya.
Militer Pakistan ‘lunak’
Baru-baru ini, militer Pakistan telah meningkatkan serangan di wilayah yang dikuasai suku-suku di daerah perbatasan untuk melawan Taliban. Serangan barbar yang dilakukan Taliban, menurut mereka adalah bentuk balas dendam terhadap pemerintah karena ”menargetkan keluarga dan perempuan kami."
Sebuah sumber kontra-terorisme AS mengakui bahwa Taliban Pakistan berada di bawah "tekanan kuat". Tapi pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim, merasa skeptis apakah militer Pakistan telah melakukan semua upaya maksimal.
Militer Pakistan telah lama dituduh terlalu lunak terhadap militan Islam. Militer, disebut menggunakan militan untuk tender tentara di wilayah Kashmir dan Afghanistan. Militer membantah tuduhan itu.
Di lain pihak, Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif bersumpah untuk "membalas untuk setiap tetes darah anak-anak kita yang tumpah hari ini."
Taliban Pakistan yang menjadi otak penyerangan merupakan organisasi terpisah dari Taliban Afghanistan, namun mereka memiliki ideologi yang sama.