VIRUS EBOLA

Prihatin Ebola, Presiden Sierra Leone Instruksikan Puasa

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Jumat, 02 Jan 2015 13:54 WIB
Presiden Sierra Leone, Ernest Bai Koroma, meminta rakyatnya untuk berpuasa dan berdoa selama satu pekan agar penyebaran virus Ebola segera berakhir.
Sierra Leone adalah negara terparah dengan lebih dari 9.000 kasus Ebola tercatat di negara itu. Jumlah warga yang terinfeksi virus mematikan ini diperkirakan akan terus bertambah. (Reuters/Joe Penney)
Freetown, CNN Indonesia -- Presiden Sierra Leone, Ernest Bai Koroma, meminta rakyatnya untuk berpuasa dan berdoa selama satu pekan agar penyebaran virus Ebola yang telah menewaskan lebih dari 2.700 warga negara tersebut segera berakhir.

"Hari ini saya minta semua rakyat untuk berdoa dan berpuasa agar kita mendapat karunia, rahmat dan perlindungan Tuhan yang Maha Besar," kata Koroma Dalam siaran televisi pada Tahun Baru, Kamis (1/1), menandakan doa dan puasa nasional akan segera dimulai.

Menurut data dari Badan Kesehatan Internasional, WHO, korban tewas akibat wabah Ebola telah meningkat menjadi 7.905 orang, meningkat 317 orang dari kasus terakhir yang tercatat pada Rabu (24/12) lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagian besar korban berasal dari negara di wilayah Afrika Barat, khususnya tiga negara pandemi virus Ebola, yaitu Liberia, Sierra Leone dan Guinea.

Sierra Leone adalah negara terparah dengan lebih dari 9.000 kasus Ebola tercatat di negara itu. Jumlah warga yang terinfeksi virus mematikan ini diperkirakan akan terus bertambah. 

Dari jumlah 476 kematian yang tercatat di laboratorium sejak Rabu (24/12), 337 di antaranya terjadi di Sierra Leone.

Koroma juga mengatakan bahwa semua sekolah di negara tersebut ditutup sejak Juli lalu untuk mencegah penyebaran virus. Koroma berjanji, sekolah akan dibuka dalam waktu dekat.

"Kementerian Pendidikan berencana akan segera membuka kembali sekolah-sekolah dan perguruan tinggi," kata Koroma, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (1/1).

Namun, Koroma tidak menyebutkan informasi mengenai tanggal pasti pembukaan sekolah.

Hingga saat ini, banyak sekolah yang digunakan sebagai tempat pusat penampungan warga yang terinfeski Ebola. Hal ini memunculkan pertanyaan mengenai seberapa cepat sekolah dapat kembali dibuka.

Koroma menghimbau warga untuk menghindari bersentuhan dengan orang atau jenazah yang terinfeksi virus Ebola, dan mematuhi perintah yang diterapkan dalam tenda karantina.

"Aku tahu itu sangat sulit; kita adalah orang-orang yang ramah dan biasa saling berpelukan, berjabat tangan, merawat orang sakit dan menunjukkan empati komunal dengan berpartisipasi dalam kegiatan pemakaman," kata Koroma.

"Namun, virus Ebola dan kematian bersembunyi di balik pakaian orang-orang yang tak bersalah dan memanfaatkan budaya keramahan kita," kata Koroma melanjutkan.

Secara global, tercatat lebih dari 20 ribu kasus penyebaran virus Ebola hingga Desember 2014.

Hingga saar ini, peneliti masih melakukan serangkaian tes untuk menemukan vaksin yang tepat dan dan aman untuk penggunaan umum.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, CDC, memperkirakan jumlah kasus infeksi Ebla bisa meningkat sampai dengan 1,4 juta orang pada awal tahun depan jika vaksin Ebola tidak juga ditemukan. (ama)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER