SERANGAN ROKET DI AFGHANISTAN

Serangan Roket Hancurkan Pesta Pernikahan di Afghanistan

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Jumat, 02 Jan 2015 14:57 WIB
Serangan roket yang ditembakkan oleh tentara militer Afghanistan menghancurkan sebuah pesta pernikahan yang digelar di Afghanistan, Kamis (1/1).
Setidaknya 28 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, tewas dalam insiden erangan roket yang ditembakkan oleh tentara militer Afghanistan menghancurkan sebuah pesta pernikahan. (Reuters/Abdul Malik)
Kabul, CNN Indonesia -- Serangan roket yang ditembakkan oleh tentara militer Afghanistan menghancurkan sebuah pesta pernikahan yang digelar di sebuah rumah di provinsi Helmand selatan, Afghanistan, pada Kamis (1/1). Setidaknya 28 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, tewas dalam insiden ini.

Kepala tentara untuk provinsi Helmand selatan, Jenderal Sultan Mahmud, menyatakan saat ini militer Afghanistan masih menyelidiki apakah rumah itu sengaja ditargetkan oleh tentara di pos pemeriksaan yang setidaknya berjarak tiga kilometer dari rumah tersebut.

Jenderal Mahmud mengatakan bahwa penyelidikan awal menunjukkan bahwa artileri ditembakkan ke arah rumah tersebut dari jarak jarak tiga kilometer, dari arah utara dan selatan

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami melihat tidak ada bukti bahwa Taliban dapat menembakkan roket dari jarak tersebut. Lagipula, posisi Taliban hanya satu kilometer dari pos pemeriksaan militer, sehingga masih belum jelas mengapa tentara militer harus menembakkan roket sejauh itu hingga mengenai sebuah rumah penduduk," kata Jenderal Mahmud, seperti ditulis Al-Arabiya, Kamis (1/1).

Insiden itu terjadi di distrik Sangin, ketika para tamu tengah menunggu kedatangan pengantin di rumah sepupunya, Abdul Haleem, di distrik Sarwankhala, Afghanistan.

Kejadian nahas ini terjadi tepat ketika Presiden Ashraf Ghani menandai kedaulatan penuh bagi Afghanistan setelah misi militer internasional berjalan selama 13 tahun.

Pemimpin suku Sarwankhalain, Taj Mohammad, menyatakan kepada Gubernur provinsi Mohammad Naeem, bahwa 35 orang tewas akibat insiden tersebut.

Namun Wakil Kepala Kepolisian, Bacha Gull menyatakan pihaknya hanya dapat mengkonfirmasi kematian 28 orang.

Gull juga menyatakan bahwa sebelumnya, bertepatan dengan malam tahun baru, Rabu (31/12), serangan roket juga terjadi dan melukai sedikitnya 51 orang.

Salah seorang korban luka, Abdullah Jan, 12 tahun, mengatakan dia masih tidak tahu di mana ibunya setelah pingsan, saat roket menghantam rumah tersebut, ketika dia tengah bertugas menyambut pengantin wanita di rumah tersebut.

Setelah kejadian tersebut, Abdullah pingsan dan baru sadar ketika tiba di rumah sakit beberapa jam setelahnya.

Serangan roket yang menghantam sebuah pesat pernikahan di Distrik Sangin, Afghanistan, Kamis (1/1), terjadi bertepatan dengan berakhirnya misi militer internasional yang telah berjalan selama 13 tahun. (Reuters/Abdul Malik)
"Kami sudah siap untuk tidur ketika bibi saya mengatakan bahwa pengantin telah tiba. Ibuku menengok sang pengantin wanita di luar dan aku berlari mengejarnya menuju pintu, ketika aku mendengar suara ledakan dan beberapa sinar api," kata Abdullah, yang kedua kakinya patah dan menderita luka bakar di perut.

"Lalu aku tidak bisa melihat apa-apa. Aku mendengar orang berteriak dan setelah itu aku tidak tahu apa yang terjadi. Ketika membuka mata, aku sudah berada di sini," kata Abdullah.

Distrik Sangin, yang terletak di lembah Sungai Helmand, belakangan ini kerap menjadi daerah pertempuran antara pasukan pemerintah dan pejuang Taliban selama enam bulan terakhir, sejak pasukan AS mulai dipulangkan dari Afghanistan.

Misi internasional di bawah pimpinan Amerika Serikat dan NATO dibentuk untuk menyingkirkan pemberontak Afghanistan secara resmi berakhir pada 31 Desember. Afghanistan mengambil tanggung jawab penuh atas kejadian yang terjadi di wilayah negara tersebut, mulai 1 Januari 2015.

Dalam pidato yang disiarkan oleh televisi lokal, Ghani mengatakan Afghanistan mendukung pasukan keamanan mereka dalam kepentingan membangun Afghanistan yang kuat dan damai.

"Setahun yang lalu, para analis regional dan internasional tidak akan pernah memprediksi bahwa hari ini akan terjadi.

"Mereka tidak akan mengira sebuah negara dengan masalah seperti Afghanistan berhasil menyelesaikan keamanan dan transisi politik," kata Gahni.

Ghani juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat internasional atas pengorbanan tentara yang dilakukan selama misi NATO yang dipimpin AS. Menurut hitungan Associated Press, sebanyak 2.224 tentara AS tewas dalam misi tersebut.

"Saya berharap mendukung dan memperkuat pasukan keamanan Afghanistan adalah investasi , sehingga warga negara Anda bisa aman. Afghanistan yang stabil membawa stabilitas internasional dan mencegah ancaman internasional," kata Ghani. (ama)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER