Koln, CNN Indonesia -- Katedral Koln, salah satu tempat paling terkenal di Jerman, akan mematikan lampu sebagai protes terhadap aksi protes gerakan akar rumput anti-Muslim yang semakin berkembang di kota itu.
Pihak pengurus katedral mengatakan pada Senin (5/1) malam katedral megah ini akan mematikan lampu-lampunya.
“PEGIDA terdiri dari berbagai unsur masyrakat, mulai dari kelas menengah sampai kelompok yang rasis dan anggota sayap kanan ekstrim,” ujar Norbert Feldhoff dari Katedral Koln.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Dengan mematikan lampu luar katedral kami ingin membuat mereka yang berpartisipasi dalam pawai itu berhenti dan berpikir. Ini satu tantangan: perhatikan siapa yang berada di sebelahmu ketika berpawai.”
Kebangkitan kelompok PEGIDA atau Patriot Eropa Menentang Islamisasi Barat, menggoncang panggung politik Jerman dan memicu Kanselir Angela Merkel mengeluarkan pernyataan dalam pidato Tahun Baru bahwa para pemimpin kelompok ini adalah rasis yang penuh kebencian dan warga Jerman harus sadar bahwa mereka telah dimanfaatkan.
Minggu lalu pawai PEGIDA di kota Dresden diikuti oleh 17 ribu orang, dan gerakan ini berencana melakukan hal serupa di kota-kota lain termasuk di pusat kota Koln pada Senin Malam.
Gedung opera Semperoper di kota Dresden juga mematikan lampunya sebagai protes terhadap pawai tersebut.
Jajak pendapat yang diadakan di negara ini menunjukkan bahwa satu dari delapan warga Jerman berniat ikut pawai anti-Muslim ini jika diadakan di kota mereka.
Banyak warga Jerman khawatir dengan jumlah pencari suaka di negara itu yang meningkat menjadi sekitar 200 ribu pada 2014 atau empat kali dari jumlah pada 2012.
Partai-partai anti-imigrasi yang mengambil keuntungan dari ketidakpuasaan warga di tengah pengetatan ekonomi, menjadi populer di sejumlah negara Eropa seperti Perancis, Inggris, Swedia dan Belanda.
(yns)