Athena, CNN Indonesia -- Seorang buron gerilyawan Marxis Christodoulos Xiros sedang merencanakan penyerangan terhadap sebuah penjara utama di kota Athena, Yunani, ketika ia ditangkap, polisi mengatakan pada Minggu (4/12).
Xiros, 56, mantan anggota kelompok gerilyawan November 17, telah melarikan diri ketika ia sedang cuti sementara dari penjara hampir setahun yang lalu, yang membuat malu pemerintah Yunani.
Kepala Kepolisian Dimitris Tsaknakis mengatakan polisi telah menemukan delapan senapan Kalashnikov, satu peluncur granat, tiga pistol, peredam, tas bahan peledak dan kabel di rumah yang disewa Xiros di kota Anavissos.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka juga menemukan sketsa tentang bagaimana persenjataan itu akan disembunyikan dalam sebuah van yang Xiros rencanakan untuk melancarkan serangan itu.
"Temuan menunjukkan serangan terhadap penjara Korydallos, bertujuan untuk membebaskan para tahanan. Berdasarkan catatan kami yang kami temukan, serangan akan terjadi pada hari-hari berikutnya," kata Tsaknakis.
Menteri Perlindungan Sipil Vassilis Kikilias mengatakan polisi telah “menghindari serangan teroris".
Xiros sendiri dibawa ke jaksa pada Minggu (4/1), diborgol dan mengenakan rompi antipeluru, yang akan dikenakan tuduhan mengelola kelompok teroris dan kepemilikan senjata.
Xiros sudah menjalani beberapa kali hukuman seumur hidup atas perannya dalam kelompok gerilyawan yang paling mematikan di Yunani. Serangan kelompok ini pernah menewaskan warga Yunani, diplomat AS dan Inggris sebelum akhirnya dibubarkan pada 2002.
Ketika menjadi buron, ia muncul dalam sebuah video dan bersumpah untuk membalas rasa sakit akibat masalah ekonomi yang sudah biasa diderita oleh warga biasa Yunani di bawah program bailout internasional diawasi oleh ‘troika' dari Uni Eropa, Bank Sentral Eropa dan IMF.
“Lawan troika!" katanya saat polisi anti-teroris memasukkannya ke sebuah van untuk mengantarnya ke pengadilan.
Seorang pejabat pengadilan kemudian mengatakan Xiros telah mengatakan kepada jaksa: "Negara kita berada di bawah pendudukan troika dan (Kanselir Jerman Angela) Merkel, saya menganggap adalah tugas saya untuk melawan.”