INSIDEN DI LIBYA

Jet Perang Libya Bom Tanker Minyak Yunani

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 06 Jan 2015 04:43 WIB
Pesawat perang Libya membom kapal tanker minyak Yunani pada Minggu (4/1). menewaskan dua awak, yang berasal dari Yunani dan Rumania.
Sejak perang yang mengakhiri pemerintahan Gaddafi selama empat dekade, sejumlah kelompok oposisi yang nasionalis, kelompok Islam, dan tentara daerah saling berebut kekuasaan. (Ilustrasi/Reuters/Alex Lee)
Benghazi, CNN Indonesia -- Pesawat perang Libya milik pasukan yang setia kepada pemerintah membom kapal tanker minyak Yunani yang tengah berlabuh di lepas pantai, pada Minggu (4/1). Insiden ini menewaskan dua awak kapal, satu di antaranya berasal dari Yunani, dan satu lainnya berasal dari Rumania.

Pejabat militer menyatakan kapal tanker tersebut menunjukkan gejala yang mencurigakan setelah diperingatkan untuk tidak memasuki pelabuhan.

Pihak militer menduga kapal tanker tersebut mengangkut militan Islam menuju Derna, kota pelabuhan sebelah timur dari lokasi kapal tersebut berlabuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perusahaan minyak milik negara, NOC menyatakan menyewa kapal tanker tersebut untuk membawa bahan bakar minyak dari Brega sebagai sumber pembangkit listrik di Derna.

Perusahaan jasa pengiriman Aegean Shipping Enterprises Co menjelaskan, meskipun kapal tanker tersebut kini rusak akibat bom, tidak terjadi kebocoran pada 12.600 ton minyak yang diangkut.

Pemerintah Yunani mengutuk perbuatan tersebut sebagai langkah tak beralasan dan pengecut. Selain mengakibatkan dua orang tewas, dua lainnya kini masih dirawat di rumah sakit.

Pemerintah Yunani juga telah menghubungi utusan PBB untuk Libya dan Uni Eropa terkait insiden tersebut.

"Pemerintah Yunani akan melakukan semua tindakan yang diperlukan terhadap pemerintah Libya. Sehingga, penyerang dapat segera diidentifikasi dan dihukum, serta dan keluarga korban menerima ganti rugi," kata pemerintah Yunani, seperti ditulis Reuters, Senin (5/1).

Sebelumnya, serangan serupa mengenai kapal ARAEVO yang berbendera Liberia. Serangan tersebut merupakan bagian dari tindak kekerasan yang semakin meningkat di Libya yang memiliki dua pemerintahan paralel, yaitu pemerintahan yang diakui secara resmi yang telah digulingkan dari ibukota, serta pemerintahan yang dijalankan oleh faksi Libya Dawn yang menguasai Tripoli sejak musim panas lalu.

Masing-masing pemerintahan telah menunjuk anggotanya untuk menjalankan NOC dan kementerian minyak, menyebabkan kebingungan.

Setelah pertemuan khusus dengan Liga Arab di Kairo, kepala parlemen Libya terpilih menyerukan negara-negara Arab untuk melakukan intervensi untuk melindungi instalasi minyak di negara itu.''

Perebutan aset minyak di Libya telah memangkas produksi minyak negara itu, dari 1,6 juta barel per hari menjadi 380 ribu barel per hari, setelah perang sipil meletus dan menggulingkan Muammar Gaddafi pada 2011 lalu.

Kantor NOC di Tripoli, yang dikendalikan pemerintahan oposisi, menyatakan insiden tersebut tidak akan berdampak negatif pada kapal tanker yang masuk ke pelabuhan Libya.

"NOC di Tripoli tidak memberitahu kami apakah kapal tanker itu mungkin terlibat teroris atau dibajak di laut oleh teroris, sehingga harus di bom," kata Ahmed Bu Zayad Al-Mismari, juru bicara pemerintahan yang diakui secara internasional.

Sejak perang yang mengakhiri pemerintahan Gaddafi selama empat dekade, sejumlah kelompok oposisi yang nasionalis, kelompok Islam, dan tentara daerah saling berebut kekuasaan.

Pemerintah dan parlemen terpilih telah dipaksa untuk meninggalkan Tripoli dan menuju ke Tobruk, kota pelabuhan bagian timur sekitar 150 km dari perbatasan Mesir. Pemerintah terpilih kemudian bersekutu dengan pasukan mantan pemberontak di Zintan, dan jenderal di era Gaddafi, Khalifa Haftar, yang tengah mengkampanyekan perlawanan terhadap kelompok militan.

Tripoli kini dikendalikan oleh pemerintah yang memproklamirkan dirinya sendiri, yang dibentuk oleh pasukan sekutu ke kota Misrata, dan mengambil alih sejumlah kementerian. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER