Istanbul, CNN Indonesia -- Kelompok sayap kiri Turki, DHKP-C mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di sebuah kantor polisi di distrik bersejarah Sultanahmet, Istanbul, pada Selasa (6/1) yang menewaskan seorang petugas dan melukai satu orang lain.
Seorang pelaku bom bunuh diri wanita memasuki kantor polisi mengatakan dalam bahasa Inggris bahwa ia telah kehilangan tasnya sebelum meledakkan dirinya di dalam bangunan tiga lantai itu.
Kantor polisi itu berlokasi di seberang museum Aya Sofia dan Blue Mosque, yang merupakan dua ikon kota Istanbul dan dikunjungi oleh jutaan wisatawan setiap harinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataan yang dimuat di situs “The People’s Cry” beberapa jam setelah serangan, kelompok itu mengatakan pemboman dilakukan sebagai bentuk perlawanan terhadap Partai AK—partai berkuasa di mana Presiden Erdogan bernaung—yang mereka anggap bertanggung jawab atas pembunuhan Berkin Elvan.
Berkin Elvan adalah remaja 15 tahun yang tewas setelah koma selama sembilan bulan akibat luka di kepala yang diperolehnya selama protes anti-pemerintah.
"Ini adalah negara yang sama yang menembak Berkin Elvan dan melindungi para menteri pencuri," kata pernyataan itu, merujuk pada keputusan komisi parlemen pada Senin (5/1) untuk tidak mendakwa empat mantan menteri ke pengadilan yang lebih tinggi atas tuduhan korupsi.
Beberapa lingkaran dalam Presiden Tayyip Erdogan—yang saat itu masih menjadi perdana menteri—dituduh melakukan korupsi yang berujung pada pengunduran diri menteri ekonomi, menteri dalam negeri dan urbanisasi.
Sebuah komisi yang didominasi oleh anggota Partai AK pada Senin (5/1) sepakat untuk tidak mengirim empat mantan menteri ke pengadilan, keputusan yang disebut pihak oposisi menutupi salah satu skandal korupsi terbesar di Turki.
DHKP-C (Partai Revolusioner PembebasanRakyat-Front) juga mengaku bertanggung jawab atas serangan granat terhadap polisi di dekat kantor perdana menteri Turki di Istanbul pekan lalu.
Sejak itu, DHKP-C juga berjanji untuk melancarkan serangan lebih lanjut. Mereka juga berada di belakang serangan bom bunuh diri di Kedutaan Besar AS tahun lalu serta serangan terhadap kantor polisi.