Jakarta, CNN Indonesia -- Tiga belas jenazah ABK WNI yang menjadi korban tenggelamnya kapal Korea Selatan, Oryong-501, awal Desember lalu di perairan Rusia akan tiba di Jakarta pada Jumat (9/1).
"Menurut rencana, Jumat tanggal 9 nanti akan tiba jenazah ABK WNI yang telah ditemukan dan selesai diidentifikasi," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Christiawan Nasir, Rabu (7/1).
Menurut pria yang akrab disapa Tata itu, ketiga belas jenazah akan dibawa menggunakan pesawat kargo Korean Air dan tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta pada pukul 7 pagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akan diserahterimakan dari KBRI Seoul kepada Ibu Menteri Luar Negeri dan melibatkan
stakeholders terkait untuk memastikan proses ini adalah proses bersama," ujar Kasubdit Direktorat Perlindungan WNI BHI, June Kuncoro Hadiningrat.
Tiga belas jenazah ABK ini berasal dari lima provinsi di Indonesia, di antaranya adalah tiga dari Jawa Barat, enam dari Jawa Tengah, "mayoritas berasal dari Tegal," ujar June.
Selain itu, dua dari Maluku dan masing-masing satu orang dari Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan.
June mengungkapkan Kementerian Luar Negeri RI telah mengundang perwakilan dari lima provinsi tersebut untuk menerima kepulangan jenazah sebelum akhirnya dikembalikan kepada pihak keluarga.
16 WNI belum ditemukanSelain 13 jenazah yang akan dipulangkan, June mengungkapkan ada tiga jenazah WNI lainnya yang sudah diidentifikasi dan dikonfirmasi. Namun, proses pemulangan ketiga jenazah tersebut masih terhambat.
"Tiga lainnya hari ini (7/1) sudah dikonfirmasi benar WNI, tapi belum selesai proses administrasinya karena ada kendala dalam pencocokan DNA karena mengambil sampel dari saudara perempuan," ujar June.
"Jadi agak terhambat (pemulangannya)," ujar June menegaskan.
Sampai dengan saat ini belum ada pernyataan resmi untuk menghentikan proses pencarian, baik dari pemerintah Rusia atau pemerintah Korea Selatan, termasuk dari pihak perusahaan Sajo Industries yang bertanggung jawab atas kapal Oryong-501.
"Kalau melihat kebiasaannya, praktik dari proses pencarian kapal hilang, atau bisa diidentifikasi atau tidak, biasanya memakan waktu tiga bulan," ujar June.
Diketahui terdapat jumlah total 35 ABK merupakan warga negara Indonesia, dan sampai saat ini 16 ABK WNI lainnya masih belum ditemukan.
"Tunggu saja prosesnya dan kami berharap untuk cepat selesai," ujar June.
Uang dukaSesuai skema perusahaan Sajo Industries, korban dan atau pihak keluarga korban menerima uang asuransi akibat insiden ini. June mengungkapkan, uang asuransi tersebut berkisar Rp150 juta dan akan diberikan kepada keluarga korban.
Perusahaan penyalur ABK WNI di Indonesia juga telah memberikan uang santunan senilai antara Rp15-20 juta per jiwa, mengingat keseluruhan WNI yang menjadi korban ini adalah tenaga kerja legal.
Selain menerima uang asuransi, Menlu RI juga telah meminta agar pihak perusahaan memberikan kompensasi atau uang santunan sesuai ketentuan yang berlaku.
"Sekitar US$5 ribu - US$15 ribu," ujar June.
Uang santunan dari perusahaan Korea Selatan tersebut saat ini masih dalam proses.
Kapal ikan Oryong-501 seberat 1.753 ton tenggelam di barat Laut Bering pada Senin (1/12). Satu inspektur asal Rusia, tiga warga Filipina dan tiga WNI dilaporkan selamat dari insiden tersebut.
Proses pencarian korban hilang masih dilakukan sampai saat ini, meskipun sedikit terhambat karena cuaca buruk.
Pemerintah Seoul telah mengirimkan dua pesawat pengintai maritim dan satu kapal patroli bermuatan 5.000 ton ke lokasi tenggelamnya kapal untuk membantu pencarian.
(den/stu)