Perancis Gelar Pertemuan Anti-Terorisme Internasional

Paris, CNN Indonesia -- Setelah insiden penembakan di kantor majalah Charlie Hebdo, Menteri Dalam Negeri Perancis, Bernard Cazeneuve, mengatakan dia akan menggelar pertemuan anti-teroris internasional, pada Minggu, (11/1) mendatang.

Pertemuan yang akan didatangi oleh pejabat dari Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa ini akan membahas sejumlah agenda terkait perang melawan terorisme.

"Saya berinisiatif untuk mengundang rekan-rekan saya dari negara-negara Eropa yang paling terkena dampak terorisme dan rekan Amerika saya, Jaksa Agung Eric Holder," kata Cazeneuve, seperti ditulis Channel News Asia, Kamis (8/1).

Pilihan Redaksi MI5: Al Qaidah Berencana Serang Negara Barat Profil Kouachi Bersaudara Pelaku Penembakan Kartunis Nabi Survei: Perancis Paling Positif Memandang Muslim Politisi Sayap Kanan Akan Usulkan Hukuman Mati di Perancis

Selain membahas agenda untuk memerangi kelompok ekstremis, pertemuan internasional ini juga dinilai sebagai bentuk solidaritas negara sahabat dengan Perancis.

"Dalam pertemuan ini, kami akan bertukar ide tentang tantangan umum dalam memberantas ancaman para teroris, yang dapat diselesaikan dalam Uni Eropa dan seluruh dunia," ujar Cazeneuve.

Pejabat dari Departemen Kehakiman AS mengatakan pertemuan internasional itu akan mencakup diskusi tentang cara mengatasi ancaman teroris, pejuang asing dan melawan kekerasan dan ekstremisme.

Perancis tengah berkabung akibat sejumlah serangan yang terjadi sejak Rabu (7/1). Serangan di kantor majalah kontroversial Charlie Hebdo menewaskan 12 orang, termasuk seorang petugas polisi Muslim.

Sehari setelah insiden tersebut, Perancis kembali dikejutkan dengan baku tembak yang menewaskan satu orang polisi wanita dan serangan bom di sebuah toko kebab dekat masjid di pusat kota Villefrance-sur- Saone. Belum jelas apakah kedua serangan terakhir merupakan aksi terorisme dan berhubungan dengan serangan di Charlie Hebdo.

Hingga saat ini, seorang pelaku penembakan di kantor Charlie Hebdo, Hamyd Mourad yang berusia 18 tahun telah menyerahkan diri ke kantor polisi Charleville-Mezieres di Ardennes.

Namun, tersangka yang merupakan dua bersaudara adalah Said Kouachi, 34 tahun, dan Cherif Kouachi, 32 tahun, masih diburu polisi hingga saat ini. (ama/stu)