Bamako, CNN Indonesia -- Cabang Al-Qaidah di Afrika Utara, atau yang dikenal juga dengan Al-Qaidah di negara Maghreb Islam (AQIM) memuji pelaku serangan penembakan di majalah kontroversial Charlie Hebdo, yang menewaskan 12 orang pada Rabu (7/1).
Seperti diungkapkan kelompok pemantau, SITE Intelligence Group, AQIM memuji pelaku serangan sebagai "Ksatria kebenaran".
SITE Intelligence Group, yang memonitor organisasi radikal di media, melaporkan bahwa pujian itu disampaikan AQIM dalam puisi berbahasa Arab yang ditulis di akun Twitter milik kelompok tersebut, pada Kamis (8/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AQIM mempunyai sejarah terorisme, dengan membunuh sandera Perancis di Afrika Utara. Kelompok militan ini juga terlibat bentrokan dengan pasukan Perancis di Mali Utara setelah Perancis meluncurkan serangan militernya untuk mengusir para ekstremis dari daerah tersebut pada 2013 lalu.
Perancis tengah berkabung akibat sejumlah serangan yang terjadi sejak Rabu (7/1). Serangan di kantor majalah kontroversial Charlie Hebdo menewaskan 10 staff Charlie Hebdo dan 2 petugas kepolisian, satu di antaranya adalah petugas polisi yang beragama Muslim.
 Terdapat ledakan di tooko kebab di dekat daerah Lyon setelah penembakan Charlie Hebdo. Namun belum diketahui penyebab ledakan dan apakah ledakan ini merupakan aksi teroris. (Reuters/Emmanuel Foudrot) |
Sehari setelah insiden tersebut, Perancis kembali dikejutkan dengan baku tembak yang menewaskan satu orang polisi wanita, dan serangan bom di sebuah toko kebab dekat masjid di pusat kota Villefrance-sur- Saone. Belum jelas apakah kedua serangan terakhir merupakan aksi terorisme.
Hingga saat ini, seorang pelaku penembakan di kantor Charlie Hebdo, Hamyd Mourad yang berusia 18 tahun telah menyerahkan diri ke kantor polisi Charleville-Mezieres di Ardennes.
Namun, tersangka utama yang merupakan dua bersaudara, Said Kouachi, 34 tahun, dan Cherif Kouachi, 32 tahun, masih diburu polisi hingga saat ini.
(ama/stu)