KEMATIAN ANAK

Dianggap Tuhan, Pria Florida Lempar Anaknya dari Jembatan

Ranny Utami/Reuters | CNN Indonesia
Jumat, 09 Jan 2015 15:44 WIB
Seorang pria Florida berusia 25 tahun divonis penjara setelah melempar anaknya dari atas jembatan ke Teluk Tampa, AS, karena menganggap anaknya Tuhan.
Seorang ayah didakwa atas tuduhan pembunuhan setelah membunuh anaknya sendiri yang ia anggap sebagai 'Tuhan' dengan melemparnya dari atas jembatan ke Teluk Tampa, AS. (Wikimedia Commons/Barnellbe)
Tampa, CNN Indonesia -- Seorang pria Florida akhirnya didakwa atas kasus pembunuhan tingkat pertama setelah melempar anak perempuannya berusia 5 tahun dari atas jembatan ke Teluk Tampa, Amerika Serikat pada Kamis (8/1).

John Jonchuck, 25 tahun, merupakan pemilik hak asuh anak perempuannya, Phoebe Jonchuck, meskipun tedapat sejarah penangkapan di masa lalu yang melibatkan hubungan bergejolak antara dirinya dan ibu si anak.

Polisi tidak memberikan motif atas episode suram yang mereka katakan dilakukan Jonchuck setelah tengah malam, ketika Jonchuck melesat melewati petugas polisi dengan kecepatan 160 kilometer per jam dan menuju jembatan Sunshine Skyway di atas Teluk Tampa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia kemudian menghentikan mobilnya di penghujung jembatan, tampak menunggu petugas polisi, lalu menarik keluar anak perempuannya bernama Phoebe Jonchuck dari mobil, menurut polisi.

Kepala Kepolisian St. Petersburg, Anthony Holloway mengatakan Jonchuck melempar anak perempuannya dari atas jembatan dan melanjutkan perjalanannya dengan kecepatan normal ketika polisi mulai mencari anak perempuan tersebut di perairan dengan kedalaman 18 meter. Saat itu, Holloway sedang tidak bertugas dan menyaksikan kejadian.

Masih belum jelas apa anak yang kini bersekolah di taman kanak-kanak itu masih hidup ketika dilempar, namun menurut Holloway, ia mendengar suara teriakan anak tersebut.

"Anda hanya membuang anak ini seakan ia bukan apa-apa," ujar Holloway dalam sebuah konferensi pers.

Polisi mengatakan jasad Phoebe ditemukan di perairan Teluk Tampa sekitar satu setengah jam kemudian.

Bukti lain yang memperkuat anak perempuan ini adalah anak Jonchuck adalah kursi mobil yang kosong dan berwarna merah jambu milik sang anak yang diketahui berada di bagian belakang mobil Jonchuck ketika petugas berwenang memberhentikan mobil ini di dekat daerah Manatee.

Pada Rabu (7/1), seorang pengacara dari Tampa yang mewakili Jonchuck dalam kasus penahanan ini memanggil polisi untuk melaporkan kekhawatiran terkait perilakunya.

Pengacara tersebut mengatakan Jonchuck menyebut anak perempuannya 'Tuhan' dan meminta anak itu mengalihbahasakan Kitab berbahasa Swedia, menurut laporan polisi.

Penangkapan ganda

Petugas menemukan Jonchuck di gereja Tampa. Ia saat itu dalam keadaan dicukur bersih dan bercelana piama serta kaus lengan panjang berwarna hitam, menurut laporan Kepolisian Daerah Hillsborough.

Jonchuck mengatakan kepada mereka bahwa dirinya sedang mengambil 37 pengobatan untuk kondisi kesehatannya, namun ia diketahui tidak lagi berada di bawah rekomendasi obat-obatan.

"Ia tidak ingin menyakiti dirinya atau orang lain," tulis polisi dalam laporan.

Karena tidak menemukan alasan untuk menahan Jonchuck, petugas mencatat bahwa anak perempuannya tampak senang ketika berjalan-jalan dengan ayahnya dan melambaikan tangan ketika mereka pergi.

Jonchuck diketahui telah ditangkap berulang kali dalam beberapa tahun terakhir ini, termasuk dalam kasus kekerasan rumah tangga dan senjata api, menurut wakil Kepolisian Daerah Hillsborough dan Kepolisian Tampa.

Selain itu, Jonchuck juga diketahui memiliki latar belakang yang bermasalah dengan ibu anak perempuannya, Michelle Kerr.

Kerr mengatakan kepada media lokal ABC Action News, dikutip Reuters, bahwa dirinya memiliki multiple sclerosis—penyakit kelainan pada tulang— dan memperbolehkan anaknya untuk tinggal bersama dengan Jonchuck yang diklaim merupakan ayah yang baik.

"Tak pernah terpikir ia akan melakukan ini," ujar Kerr.

Holloway mengatakan Jonchuck yang tinggal bersama dengan orang tuanya dan memiliki hak asuh anak, mungkin memiliki masalah mental.

Saat ini Jonchuck menghadapi tuduhan pembunuhan tingkat satu, diperburuk dengan upaya ia untuk melarikan diri dan mengelak dari tuduhan, serta sempat menyerang petugas penegak hukum dengan senjata api. Hakim pun pada Kamis memutuskan Jonchuck untuk ditahan tanpa jaminan.

Saat hakim menanyakan apa Jonchuck akan menunjuk seorang pengacara, pria ini menolak. "Saya ingin menyerahkannya di tangan Tuhan," ujar Jonchuck menegaskan. (stu)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER