Tripoli, CNN Indonesia -- Tujuh orang tewas dalam satu serangan bom bunuh diri terjadi di kafe kota Tripoli, Libanon, yang menggarisbawahi kekerasan di wilayah yang terkait dengan perang saudara di Suriah.
Front Nusra, organisasi cabang al Qaidah resmi dalam perang saudara di Suriah, mengaku bertanggungjaab atas dua serangan bom bunuh diri di daerah Jabal Mohsen yang penduduknya mayoritas Alawit sebagai “balasan untuk muslim Sunni di Suriah dan Libanon”.
Pernyataan ini diunggah di akun twitter milik departemen media kelompok ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kantor Berita Nasional Lebanon menyebut nama kedua pelaku pengebom bunuh diri yang berasal dari kota Tripoli tempat mayoritas umat Sunni tinggal dan menjadi lokasi ketegangan sektarian akibat perang saudara di Suriah.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan serangan itu menewaskan tujuh orang, sementara pejabat lain menyebut sembilan. Puluhan orang luka-luka akibat bom ini.
Perdana Menteri Libanon Tammam Salam mengatakan dalam pernyataan tertulis bahwa serangan itu “satu upaya baru untuk menyebarkan bibit perselisihan” di Tripili dan tidak akan “mengendorkan tekad pemerintah dan juga kebijakan melawan terorisme dan teroris”.
Militer Libanon mengtakan serangan dilakukan oleh seorang pengebom bunuh diri meski penyelidikan masih dilakukan.
Sementara Kantor Berita Nasional Libanon mengatakan pengebom bunuh diri kedua meledakkan dirinya ketika warga berkumpul untuk membantu korban ledakan pertama.
Keamanan Libanon berulang kali terganggu oleh krisis di Suriah yang melumpuhkan pemerintah negara ini. Libanon tidak memiliki kepala pemerintah sejak bulan Mei.
Tripoli, kota terbesar kedua di Libanon, merupakan benteng bagi kelompok-kelompok Islamis Sunni sehingga badan-badan keamanan negara itu khawatir akan rencana ISIS dan Front Nusa untuk mengganggu stabilitas negara ini.
Kaum militan yang diduga berasal dari ISIS dan Front Nusa meningkatkan serangan di kota Arsal di perbatasan Libanon pada Agustus lalu.
Mereka masih menyandera puluhan anggota pasukan keamanan yang ditangkap ketika melakukan penyerbuan di sana.
Himbauan PersatuanKekerasan sebelumnya yang terjadi di Tripoli adalah pada Oktober lalu ketika setidaknya 11 tentara dan 22 militan tewas dalam pertempuran antara Islamis Sunni dan militer.
Kafe yang dibom pada Sabtu (9/1) terletak di jalan yang memisahkan Jabal Mohsen dari wilayah Bab al-Tabbaneh yang mayoritas penduduknya Sunni yang seringkali berpartisipasi di garis depan konflik antara kelompok Sunni dan Alawit dalam beberapa tahun terakhir.
Konflik semakin meningkat setelah pecah perang saudara di Suriah dimana pemerintah Presiden Bashar al-Assad, seorang Alawit, berhadapan dengan pemberontakan yang didominasi oleh Islamis Sunni.
Tetapi ketegangan antar masyarakat mengendor setelah pelaksanaan rencana keamanan tahun lalu.
 Serangan bom di Lebanon membuat negara itu tidak memiliki kepala pemerintahan sejak Mei 2014. (Reuters/Stringer) |
Para pemimpin politik yang berbeda di Libanon meminta masyarakat bersatu. Hezbollah, kelompok Syiah yang kuat dan bertempur bersama dengan pasukan pemerintah Suriah bereaksi atas serangan bom itu dengan mengatakan kelompok-kelompok teroris harus diisolasi.
Kelompok ini mendesak warga Jabal Mohsen dari kelompok Alawit yang merupakan sempalah Islam Syiah, tidak “terbawa dengan mengambil tindakan yang hanya akan mewujudkan tujuan jahat para kriminal”.
Mantan Perdana Menteri Libanon Saad al-Hariri, politisi Sunni Libanon yang didukung oleh Arab Saudi, menyebut serangan itu bertujuan membakar perpecahan di Tripoli.
(yns)