Xinjiang, CNN Indonesia -- Kepolisian Tiongkok mengaku menembak mati enam orang terduga teroris dalam upaya pencegahan rencana peledakan bom di pusat bisnis Xinjiang, wilayah barat negara tersebut.
Berdasarkan pernyataan pemerintah Xinjiang dalam situsnya, dikutip Reuters, Senin (12/1), polisi di wilayah Shule, sebelah selatan kota Kashgar yang terletak di Jalur Sutra Tiongkok, mendapatkan laporan soal "orang mencurigakan yang membawa alat peledak."
Seorang pria, lanjut laporan pemerintah, ditembak mati setelah berusaha menyerang polisi dengan kapak. Lima orang lainnya menyerang saat polisi berupaya menjinakkan bahan peledak.
Tidak disebutkan adanya korban lain dalam peristiwa itu. Pemerintah Xinjiang juga tidak memberikan rincian soal identitas pelaku.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak dua tahun lalu ratusan orang tewas di Xinjiang, wilayah yang kaya sumber daya di Tiongkok, saat kekerasan antara kelompok pribumi Muslim Uighur bentrok dengan pendatang etnis Han.
Pemerintah Beijing menyebutkan kelompok separatis Muslim Uighur juga melakukan serangan di Beijing.
Dua bulan sebelumnya, 15 orang tewas saat kelompok ini melemparkan bahan peledak ke tengah warga yang berbelanja di sebuah pasar di Xinjiang.
Kebanyakan warga Uighur menyebut Xinjiang sebagai Turkistan Timur. Tiongkok menyalahkan kekerasan di wilayah itu adalah ulah kelompok ekstremis yang menginginkan kemerdekaan.
Kelompok Uighur di pengasingan dan para aktivis HAM mengatakan bahwa kekerasan di Xinjiang adalah akibat kekangan dan tindakan represif Tiongkok, terutama soal larangan beribadah bagi umat Islam.
(stu)