Jakarta, CNN Indonesia -- Meskipun kini sebagian besar negara peserta Konferensi Asia Afrika sudah merdeka dari jajahan kolonialisme, namun masih banyak yang belum terlepas dari kemiskinan. Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, inilah alasan diadakannya kembali KAA di Jakarta dan Bandung pada April mendatang.
"Konferensi ini masih sangat relevan untuk dilaksanakan. Kalau dulu tujuan KAA pertama seluruh negara berkumpul untuk merdeka, sekarang semua juga bekerja sama untuk mengupayakan memerdekakan negara Asia- Afrika dari kemiskinan," ujar Arrmanatha yang akrab disapa Tata dalam konferensi pers yang diadakan di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (15/1).
Senada dengan Tata, Plt. Direktur Kerja Sama Intra-Kawasan Asia Pasifik Afrika Kementerian Luar Negeri, Ferdy Piay, menyatakan bahwa pengentasan kemiskinan merupakan salah satu agenda KAA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ferdy menjabarkan agenda kegiatan KAA di Indonesia, yang akan dihadiri oleh 109 pemimpin negara. Salah satu agenda terpenting adalah mengenai kemajuan ekonomi.
"Kami tentu akan memajukan kerja sama selatan-selatan yang memberikan hasil konkret dan kontribusi nyata untuk kesejahteraan negara di Asia Afrika. Kami juga akan merevitalisasi kemitraan strategis lainnya," kata Ferdy.
Tata menilai kerja sama ekonomi berperan penting dalam upaya menciptakan kesejahteraan kawasan Asia dan Afrika.
"Seperti kita ketahui, 75 persen penduduk dunia ada di Asia-Afrika. GDP di Asia-Afrika juga mencapai US$21 triliun. Sebanyak satu miliar warganya berasal dari kelas menengah. Berarti ada peluang pasar yang besar," kata Tata.
Selain masalah ekonomi, KAA juga akan mengangkat sejumlah topik, seperti solidaritas dalam politik, pembangunan, dan hubungan sosial budaya antar-negara Asia dan Afrika.
Pertemuan pejabat tinggi dari kawasan Asia-Afrika akan dihelat di Jakarta pada 22-23 April. Kemudian, pada 24 April, seluruh perwakilan negara akan menuju ke Bandung untuk melakukan prosesi napak tilas KAA.
Semakin dekat dengan waktu penyelenggaraan, Ferdy mengaku persiapan panitia penyelenggara sudah maksimal. "Kami sudah melakukan pertemuan dengan stakeholders, pimpinan redaksi media, akademisi, dan senior untuk memberi masukan KAA," katanya.
"Diseminasi informasi juga sudah terlaksana. Kami sudah berkoordinasi dengan kementerian luar negeri negara lain dan kedubes mereka di Jakarta. Informasi sudah beredar," kata Ferdy melanjutkan.
Konferensi Asia Afrika pertama kali diselenggarakan pada 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung. Pertemuan ini diadakan dengan tujuan mempromosikan kerja sama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika, serta melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, dan negara imperialis lainnya.
(ama/stu)