Lilongwe, CNN Indonesia -- Sekitar 200 ribu warga Malawi selatan terpaksa mengungsi setelah daerah mereka diterjang banjir setinggi enam meter pada Sabtu (17/1). Warga terpaksa mengungsi karena tempat tinggal mereka digenangi banjir, pasokan air bersih dan makanan terputus, serta tak tersedia akses perawatan kesehatan dan obat-obatan.
Diperkirakan, lebih dari 170 warga dinyatakan tewas dalam bencana banjir terbesar di negara yang terletak di sebelah tenggara benua Afrika ini.
Gift of the Givers, sebuah organisasi non-pemerintah Afrika yang mengkhususkan diri dalam penanganan bencana menyatakan hingga saat ini, setidaknya 100 ribu rumah hancur, dan 173 orang dikonfirmasi tewas akibat bencana banjir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Korban tewas diperkirakan akan meningkat karena diyakini bahwa 183 orang yang berasal dari satu desa hanyut tersapu air ketika banjir menerjang," tulis organisasi tersebut di akun Facebook resmi, seperti dilaporkan
CNN, Sabtu (17/1).
"Ladang pertanian, jalan, jembatan dan infrastruktur umum termasuk fasilitas listrik rusak parah. Listrik telah lama padam," lanjut pernyataan tersebut.
Presiden Malawi, Peter Mutharika, menyatakan jumlah korban tewas hingga Rabu (14/1) mencapai 48 orang.
Mutharika menyatakan Malawi dalam keadaan darurat bencana. Hingga Rabu (14/1) saja, 70 ribu orang telah mengungsi dan terpaksa meninggalkan rumah mereka.
"Tenda dan makanan sangat ini sangat dibutuhkan. Operasi penyelamatan juga menjadi prioritas," kata Mutharika.
Dokter Lintas Batas menyatakan kemungkinan penyebaran wabah penyakit dapat terjadi utamanya di tempat pengungsian, karena pasokan obat sangat terbatas.
Ancaman badai tropisGift of the Givers menyatakan banjir yang terjadi pada pekan ini merupakan akibat dari hujan deras tanpa henti yang diperburuk oleh badai tropis Bansi. Namun, badai tropis Chedza, juga diperkirakan akan menerjang Malawi pada Minggu (18/1) ini.
Badai Chedza diperkirakan mempunyai daya yang lebih merusak daripada badai Bansi. Badai Chedza juga diperkirakan akan menyebabkan hujan lebat dan banjir yang lebih besar," kata juru bicara Gift of the Giver.
Untuk menanggapi ancaman badai, pihak militer Malawi menyatakan telah menyelamatkan lebih dari 4.000 orang. Namun, diperkirakan banyak warga yang terjebak dalam wilayah yang tidak terjangkau tim penyelamat.
Program Pangan Dunia PBB menyatakan akan mengirimkan bahan makanan dan obat-obatan ke sejulah daerah, yang diperkirakan dapat membantu memberika makan sekitar 77.000 orang.
Malawi, dengan populasi penduduk mencapai 13 juta, adalah salah satu negara termiskin di dunia. Lebih dari 40 persen anak-anak diperkirakan menderita kurang gizi.
(ama)