Myanmar Tahan 155 Penebang Liar Tiongkok

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Kamis, 22 Jan 2015 15:16 WIB
Sebanyak 155 warga Tiongkok ditahan di Myanmar atas dugaan terlibat penebangan liar dan memasuki Myanmar tanpa ijin.
Tiongkok telah meningkatkan sejumlah investasi di Myanmar. November lalu, kedua negara menandatangani kerja sama senilai US$ 7,8 miliar. (Ilustrasi/Albatrossie/Pixabay)
Yangon, CNN Indonesia -- Sebanyak 155 warga Tiongkok ditahan di Myanmar atas dugaan terlibat penebangan liar. Warga Tiongkok yang terdiri dari penebang, penambang, dan pedagang batu giok dan komoditas lainnya tersebut diduga memasuki wilayah Myanmar tanpa ijin.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Hua Chunying, mengatakan sejumlah kelompok konsuler akan bertemu dengan masing-masing tahanan di tempat terpisah pada pekan ini

"Mereka berada dalam kondisi fisik dan spiritual yang baik," kata Chunying, dikutip dari Channel NewsAsia, Rabu (21/1). Namun, Hua tidak memberikan rincian mengenai hingga kapan warga Tiongkok tersebut kana ditahan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Chunying juga menampik dugaan warga Tiongkok ditahan di Myanmar akibat terjebak dalam konflik bersenjata.

Seperti dilaporkan kantor berita Tiongkok, Xinhua, kelompok konsuler Tiongkok tersebut telah bertemu tahanan pada Senin (19/1), di Myitkyina, ibukota negara bagian Kachin, Myanmar utara.

"Kedutaan Besar Tiongkok tengah berupaya untuk membebaskan para tahanan," kata Pan Xuesong, juru bicara Kedutaan Besar Tiongkok di Yangon pada Selasa (20/1), dikutip dari Reuters.

Juru bicara kantor kepresidenan Myanmar Zaw Htay mengkonfirmasi penahanan warga Tiongkok, namun menolak memberikan jumlah pasti tahanan.

"Memang benar bahwa kami telah menangkap beberapa warga negara Tiongkok. Kami akan meninjau kembali para tahanan dan akan bertindak sesuai dengan peraturan imigrasi dan kehutanan," kata Htay.

Awal pekan ini, surat kabar Global Times milik pemerintah Tiongkok melaporkan bahwa sekitar 2.000 warga setempat, termasuk ratusan warga Tiongkok telah terjebak di tengah pertempuran antara pasukan Myanmar dan pemberontak Pasukan Pembebasan Kachin.

Namun, kabar tersebut dibantah oleh Hua, yang menyatakan bahwa laporan itu tak berdasar.

"Menurut informasi yang kami dapatkan dari pihak Myanmar, kami belum menemukan warga Tiongkok yang terperangkap di Myanmar utara," kata Hua.

Hua menambahkan bahwa pihak berwenang Tiongkok berharap media yang relevan dapat menghormati fakta dan memberikan laporan yang obyektif.

Tiongkok telah meningkatkan sejumlah investasi di Myanmar. November lalu, kedua negara menandatangani kerja sama senilai US$ 7,8 miliar. Namun, kerja sama ini terhenti akibat meningkatnya pergerakan kelompok oposisi di Myanmar dan penolakan terhadap proyek kerja sama tersebut.

Bulan lalu, seorang wanita yang melakukan aksi unjuk rasa di sebuah lokasi pertambangan tembaga kontroversial yang didanai Tiongkok, tewas ditembak mati oleh polisi. Tambang tersebut memicu perlawanan sengit dari warga setempat karena diduga merampas tanah dan menyebabkan kerusakan lingkungan.

Terkait hal ini, sekitar 500 orang meluncurkan aksi unjuk rasa di dekat kedutaan Tiongkok di Mandalay, Myanmar baru-baru ini.

Perselisihan tersebut dikhawatirkan akan mempengaruhi hubungan antara Myanmar dengan Tiongkok. Pasalnya, Tiongkok selalu memberikan dukungannya terhadap pemerintah junta militer Myanmar. (ama/stu)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER