Dunbury, CNN Indonesia -- Sebuah akun Facebook milik restoran Malaysia di Australia, dibanjiri ribuan komentar menyusul postingan mereka soal daging halal yang disajikan. Beberapa komentar menganggap bahwa makanan halal adalah bentuk Islamisasi dan pendanaan untuk terorisme.
Diberitakan SBS News, lebih dari 3.000 komentar masuk ke sebuah postingan soal penjelasan penyembelihan hewan dengan cara Islami pekan lalu oleh akun restoran Mots Cafe, di Dunbury, 170 kilometer selatan Perth.
Menurut pemilik kafe tersebut, postingan itu untuk memberikan penjelasan setelah bermunculan kampanye untuk tidak makan di restoran-restoran yang menyajikan daging halal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa komentar anti-halal mengatakan bahwa dengan memakan makanan tersebut, berarti kebebasan beragama warga Australia telah terenggut karena mereka terpaksa menyantapnya karena menu halal kini ada di seluruh Australia.
Komentar lain menuduh bahwa penyembelihan dengan cara halal telah mendanai terorisme atau merupakan upaya penerapan hukum syariah di Australia. Selain itu menurut mereka, menyembelih secara Islami dianggap tidak manusiawi karena hewan mati kehabisan darah saat sadarkan diri.
Menurut lembaga Perkumpulan untuk Pencegahan Kekejaman terhadap Hewan, RSPCA, berdasarkan peraturan di Australia, seluruh hewan harus disetrum hingga pingsan sebelum disembelih menggunakan metode halal atau non-halal.
Namun RPSCA mengatakan, ada beberapa rumah pemotongan hewan yang diperbolehkan untuk menyembelih tanpa menyetrumnya terlebih dulu berdasarkan persyaratan halal dan kosher.
Tidak semua warga Australia menyetujui pendapat anti-halal, apalagi mengaitkannya dengan terorisme dan Islamisasi. Beberapa yang komentar di akun itu membela keputusan Mots Café menyajikan makanan halal. Komentar yang sama juga bermunculan di akun Facebook SBS News.
"Dari mana gagasan itu berasal? Ada yang tahu? Atau ini hanya pemikiran yang ada di kepala semua orang soal Islam dan terorisme, membuat mereka meyakini bahwa semua yang Islami pasti berhubungan dengan terorisme," kata seorang pengguna Facebook dalam komentarnya di akun SBS News, Libbi Curtis.
"Saya mulai muak dengan para ''pejuang' Facebook dan kampanye mereka terhadap pengusaha di Australia. Lalu selanjutnya apa? Apa kalian akan menentang semua peternak Aussie yang mengekspor ke negara-negara Muslim? Apakah kalian sadar, bahwa kalian selain sekumpulan orang rasis idiot yang tidak berpendidikan juga akan membuat negara ini hancur?" ujar pengguna Facebook lainnya, Nikki Colorado.
Mots Café adalah salah satu restoran yang menjadi sasaran kampanye anti-halal di Australia. Sebuah perusahaan pengolahan susu, Fleurieu Milk and Yoghurt, menghapuskan label halal mereka pada November lalu setelah mendapatkan serangan "bullying" di sosial media.
Namun beberapa perusahaan melawan balik, salah satunya produsen kue Byron Bay Cookies, yang mengatakan bahwa sertifikasi halal memberikan peluang ekspor dan membuat perusahan itu menjadi salah satu dengan pekerja terbesar di Byron Bay.