Johannesburg, CNN Indonesia -- Sekitar 30 orang tua menandatangani petisi terkait segregasi rasial di Yayasan Sekolah Curro, salah satu sekolah swasta yang populer di Afrika Selatan pekan ini.
Petisi itu menuturkan bahwa sekolah yang terletak di Roodeplaat sering kali memisahkan ruang kelas anak-anak berdasarkan ras mereka.
Yayasan Sekolah Curro yang termasuk dalam daftar 40 sekolah yang dikelola oleh Curro Holdings, memang menjadi sekolah populer di kalangan orang tua, utamanya sejak perusahaan tersebut terdaftar dalam bursa saham Johannesburg pada tahun 2011.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun beberapa tahun terakhir, terdapat laporan bahwa pihak sekolah menerapkan peraturan rasis terhadap siswa keturunan kulit hitam. Hal ini sontak menimbulkan kemarahan publik, apalagi setelah politik warna kulit atau
apartheid di Afrika Selatan berakhir 20 tahun lalu.
Namun, tuduhan segregasi rasial ini dibantah mentah-mentah oleh pihak sekolah.
"Permasalahan ini tidak semudah merujuk kepada kebijakan segregasi. Saya mengingatkan orang-orang dan para pendukung, bahwa kami tidak mentolerir segregasi rasial, tidak sama sekali," kata Direktur Curro, Chris van der Merwe, dalam wawancara dengan Talk Radio 702, dikutip dari Reuters, Jumat (30/1).
Namun, Merwe mengkonfirmasi bahwa memang terkadang siswa berkulit putih digabungkan dalam satu kelompok, untuk membantu mereka berteman dengan "budaya yang sama".
"Begitu terdapat 12 anak berkulit putih, mereka dibagi secara merata antara ruang kelas," kata Merwe.
Merwe juga mengatakan bahwa pemisahan rasial jelas mungkin menjadi konsekuensi dari pilihan bahasa, karena, warga Afrika berkulit putih cenderung memilih untuk menggunakan bahasa Afrika, sementara orang tua siswa berkulit hitam jarang memilih menggunakan bahasa tersebut.
Rasisme dalam dunia pendidikan tetap menjadi isu emosional di Afrika Selatan. Di bawah pemerintahan minoritas kulit putih, yang berakhir pada tahun 1994, warga kulit hitam diasingkan ke sekolah-sekolah pemerintah yang tidak bergengsi dan dirancang untuk mempersiapkan siswa untuk terampil menjadi pekerja kasar.
Menurut catatan World Economic Forum, pendidikan publik Afrika Selatan berada pada peringkat terburuk di antara yang terburuk di dunia. Sehingga, banyak orang tua siswa yang beralih ke sekolah swasta, seperti Yayasan Sekolah Curro.
Menanggapi masalah ini, Departemen Pendidikan Afrika Selatan berencana untuk berkunjung ke sekolah tersebut pada Jumat (30/1).
(ama/stu)