Tiongkok Tentang Pertemuan Dalai Lama, Obama

Reuters | CNN Indonesia
Senin, 02 Feb 2015 16:19 WIB
Pemerintah Tiongkok menentang pertemuan semua pemimpin negara atau pemerintah dengan Dalai Lama dalam segala bentuk karena dianggap campuri urusan dalam negeri.
Dalai Lama dianggap Tiongkok sebagai tokoh separatis yang menginginkan kemerdekaan bagi Tibet, dan menolak negara asing bertemu dengan tokoh ini. (Reuters/Danish Siddiqui)
Beijing, CNN Indonesia -- Tiongkok memperingatkan AS bahwa negara itu menentang setiap negara yang bertemu dengan Dalai Lama “dalam berbagai bentuk” setelah Gedung Putih mengatakan Presiden Barack Obama akan menghadiri satu acara bersama pemimpin spiritual Tibet.

“Tiongkok menentang setiap negara atau pemerintah yang mempergunakan masalah Tibet untuk mencampuri urusan dalam negeri Tiongkok, dan menentang setiap pemimpin negara yang bertemu dengan Dalai Lama dalam berbagai bentuk,” ujar Hong Lei, juru bicara kementerian luar negeri Tiongkok, dalam jumpa pers harian di Beijing.

“Tiongkok berharap AS memenuhi janji terkait masalah Tibet dan bertindak sejalan dengan kondisi hubungan bilateral secara keseluruhan.” Tiongkok menganggap Dalai Lama seorang separatis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Minggu lalu Gedung Putih mengumumkan bahwa Obama akan berpidato mengenai pentingnya kebebasan bergama dalam acara doa bersama pagi hari yang juga akan dihadiri oleh Dalai lama.

Gedung putih, yang menyatakan Obama memiliki “hubungan baik” dengan Dalai Lama, tidak menyebut pertemuan khusus antara kedua tokoh ini.

Pada Februari Obama melakukan pertemuan ketiga dengan Dalai Lama di Washington, yang membuat Bejing marah dan menyebut biksu ini sebagai “pendukung pemisahan” yang berniat mendirikan Tibet merdeka.

Tiongkok seringkali marah dengan pertemuan antara politisi dunia dan Dalai Lama.

Pada 2012, Perdana Menteri Inggris David Cameron menunda kunjungan ke Tiongkok setelah Beijing merasa tersinggung dengan pertemuannya dengan Dalai Lama di London.

Dalai Lama menegaskan dia hanya menginginkan otonomi bagi Tibet dan menyangkal mendorong aksi kekerasan.

Pemenang hadiah Nobel Perdamaian ini melarikan diri ke India setelah gagal memimpin aksi pemberontakan terhadap pemerintah Tiongkok pada 1959. (yns)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER