Taiwan Perintahkan Pemeriksaan Seluruh Pesawat ATR

Taipei, CNN Indonesia -- Pengawas penerbangan Taiwan memerintahkan seluruh maskapai pemilik pesawat ATR di negara itu melakukan “pemeriksaan khusus” setelah pesawat jenis ini milik TransAsia jatuh dan menewaskan setidaknya 31 orang.

Pemeriksaan tersebut diutamakan pada mesin, sistem pengendalian bahan bakar, sistem baling-baling, dan busi serta penghubung pengapian pada pesawat jenis turboprop ini.

Namun Badan Aeronautika Sipil, CAA, Taiwan tidak memerintahkan larangan terbang pada 22 pesawat ATR yang ada di negara itu.

Dua belas penumpang masih dinyatakan hilang dalam kecelakaan pesawat TransAsia GE235 yang membawa 58 orang.

Pilihan Redaksi Pesawat Nahas TransAsia Kirim Pesan 'Mayday' Korban Meninggal Pesawat TransAsia Terus Bertambah Pembersihan Sisa Pesawat TransAsia yang Jatuh Di Taipei Dalam Sepuluh Tahun, Sudah Lima Kali TransAsia Kecelakaan

Pernyataan CAA menyebutkan bahwa pesawat nahas ini dalam penerbangan ketiga ketika jatuh pada Rabu (4/2), dan tidak ada laporan kerusakan dalam dua penerbangan sebelumnya.

Rekaman suara dari menara pengendali lalu lintas udara di liveatc.net berisi komunikasi terakhir dari salah satu pilot pesawat yang mengatakan “Mayday Mayday engine flameout”.

Situasi flameout terjadi ketika aliran bahan bakar ke mesin terganggu atau ketika ada masalah pengapian, yang menyebabkan mesin mati. Akan tetapi pesawat bermesin dua biasanya bisa tetap terbang jika satu mesin mati.

Pesawat ini bermein dua mesin Prat & Whitney PW127 yang merupakan anak perusahaan United Technologies.

Otorita Penerbangan Sipil Makau mengeluarkan pernyataan tertulis bahwa mesin pesawat nahas itu diganti di Bandara Makau pada 19 April 2014, akibat “masalah teknis terkait mesin”.

TransAsia memiliki 10 pesawat ATR turboprop, jenis 72-500 dan 72-600.

CAA mengatakan bahwa pesawat ATR yang telah diperiksa bisa kembali beroperasi pada Kamis (5/2).

Uni Air, anak perusahaan EVA Airways Corp, memiliki 12 ATR 72-600.

“Kami tengah melakukan pemeriksaan, tetapi tidak melarang pesawat tersebut terbang,” ujar juru bicara EVA Air.

ATR adalah perusahaan patungan antara Airbus dan Alenia Aemacchi, anak perusahaan Finmeccanica.

Penyelidikan kecelakaan ini akan melibatkan Perancis sebagai negara tempat pesawat ini dirancang, dan Kanada tempat mesinnya dibuat. (yns)