AS Akan Rilis Laporan soal Keterlibatan Saudi di 9/11?
Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Jumat, 06 Feb 2015 07:45 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintahan Obama sedang mempertimbangkan apakah akan mempublikasikan penyelidikan rahasia terkait rumor dukungan Arab Saudi pada serangan 11 September 2001.
Pernyataan itu dirilis oleh Gedung Putih pada Kamis (5/2), menyusul pengakuan tahanan al-Qaidah, Zacarias Moussaoui.
Di halaman 28 dokumen laporan itu, Moussaoui mengatakan dalam transkrip deposisi yang diajukan pekan ini bahwa lebih dari selusin tokoh Saudi menyumbang ke al-Qaidah di akhir 1990an.
Moussaoui mengatakan daftar donor pada akhir 1990an yang ia susun selama masa kepemimpinan Osama bin Laden di al-Qaidah terdiri dari beberapa pejabat Saudi yang ”sangat terkenal”, termasuk Pangeran Turki al-Faisal Al Saud, mantan kepala intelijen Saudi.
Di sisi lain, para pejabat Saudi telah membantah hal ini.
Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan kepada wartawan bahwa setelah permintaan Kongres tahun lalu, badan intelijen melakukan peninjauan keputusan untuk mengklasifikasikan bagian rahasia dari dokumen. Namun dia tidak mengatakan kapan proses klasifikasi itu akan diselesaikan.
Terkait dengan risiko publikasi terhadap hubungan antara Saudi dan AS, Earnest mengatakan, “Amerika Serikat dan Arab Saudi menjaga hubungan kontraterorisme yang kuat sebagai elemen kunci dari kemitraan yang luas dan strategis.”
Mantan pejabat dan para pejabat AS yang kini masih bertugas, sudah lama berdebat soal publikasi laporan yang sensitif itu.
Beberapa mengatakan dokumen itu tidak boleh dipublikasikan karena termasuk materi yang belum diselidiki, sementara yang lain, berbicara dengan syarat anonim, mengatakan tidak ada alasan tetap merahasikannya.
Beberapa sumber mengatakan sebagian besar materi yang masih rahasia itu berasal dari FBI.
Philip Zelikow, mantan direktur eksekutif Komisi 9/11, mengatakan sudah tepat materi itu dirahasiakan, dan masih ada alasan untuk tetap merahasiakannya.
“Tak satu pun dari orang-orang yang terlibat telah diwawancarai dan banyak dokumen relevan yang belum ditinjau,” kata Zelikow. (stu)
Pernyataan itu dirilis oleh Gedung Putih pada Kamis (5/2), menyusul pengakuan tahanan al-Qaidah, Zacarias Moussaoui.
Di halaman 28 dokumen laporan itu, Moussaoui mengatakan dalam transkrip deposisi yang diajukan pekan ini bahwa lebih dari selusin tokoh Saudi menyumbang ke al-Qaidah di akhir 1990an.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, para pejabat Saudi telah membantah hal ini.
Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan kepada wartawan bahwa setelah permintaan Kongres tahun lalu, badan intelijen melakukan peninjauan keputusan untuk mengklasifikasikan bagian rahasia dari dokumen. Namun dia tidak mengatakan kapan proses klasifikasi itu akan diselesaikan.
Terkait dengan risiko publikasi terhadap hubungan antara Saudi dan AS, Earnest mengatakan, “Amerika Serikat dan Arab Saudi menjaga hubungan kontraterorisme yang kuat sebagai elemen kunci dari kemitraan yang luas dan strategis.”
Mantan pejabat dan para pejabat AS yang kini masih bertugas, sudah lama berdebat soal publikasi laporan yang sensitif itu.
Beberapa mengatakan dokumen itu tidak boleh dipublikasikan karena termasuk materi yang belum diselidiki, sementara yang lain, berbicara dengan syarat anonim, mengatakan tidak ada alasan tetap merahasikannya.
Beberapa sumber mengatakan sebagian besar materi yang masih rahasia itu berasal dari FBI.
Philip Zelikow, mantan direktur eksekutif Komisi 9/11, mengatakan sudah tepat materi itu dirahasiakan, dan masih ada alasan untuk tetap merahasiakannya.
“Tak satu pun dari orang-orang yang terlibat telah diwawancarai dan banyak dokumen relevan yang belum ditinjau,” kata Zelikow. (stu)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK