Tunisia Tangkap 32 Militan yang Kembali dari Suriah

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Minggu, 08 Feb 2015 09:45 WIB
Tunisia mengangkap 32 orang militan yang merencanakan melakukan serangan besar di negara itu, sebagian dari mereka sudah bertempur di Suriah.
Penangkapan terjadi sehari setelah kabinet pimpinan PM Habib Essis menjabat. (Reuters/Zoubeir Souissi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tunisia menangkap 32 militan Islam, beberapa dari mereka sudah pernah bertempur di Suriah, dan sedang merencanakan serangan ”spektakuler”.

Berita penangkapan yang dirilis oleh para pejabat pada Sabtu (7/2) itu terjadi satu hari setelah kabinet koalisi sekuler-Islam yang dipimpn oleh Perdana Menteri Habib Essis menjabat.

Kabinet ini menghadapi banyak tantangan, termasuk kelompok-kelompok Islam yang muncul setelah revolusi pada 2011.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Pasukan kontra-terorisme menggagalkan plot serangan terhadap instalasi vital, termasuk Kementerian Dalam Negeri, pos keamanan dan bangunan sipil di ibu kota Tunis,” kata Mohammed Ali Aroui, juru bicara Kementerian Dalam Negeri.

“Selama tiga hari terakhir, kami menangkap 32 teroris yang merencanakan melakukan serangan  di Tunis dan kota-kota lain,” katanya, menambahkan bahwa kelompok itu termasuk “beberapa teroris yang kembali dari pertempuran di Suriah.”

Aroui mengatakan tentara membunuh militan Tunisia dan Aljazair di Gunung Chaambi dekat perbatasan Aljazair.

Sejak pemberontakan 2011 yang menggulingkan rezim Zine El Abidine Ben Ali, Tunisia telah menjadi sumber utama pejuang jihad yang bepergian ke Suriah.

Dengan ekonomi yang sangat bergantung pada pariwisata asing, Tunisia menindak keras militan Islam.

“Prioritas kami adalah untuk memperkuat langkah-langkah untuk memerangi ekstremisme dan memperkuat kemampuan keamanan untuk menghadapi terorisme dan perlindungan transisi demokrasi,” kata Essid pekan ini, dikutip dari Reuters.

Jumlah warga Tunisia yang bertempur di Suriah diperkirakan mencapai sekitar 3.000 orang. Beberapa ratus diantaranya telah kembali ke Tunisia dan banyak yang telah dilacak dan ditangkap.

Aroui mengatakan pasukan khusus sedang mengejar militan lainnya di selatan kota Gafsa dipimpin oleh seorang pemimpin radikal bernama Mourad Gaesseli.

Dia tidak memberikan rincian tentang identitas kelompok ini.

Ansar al-Syariah, yang masuk kedalam daftar sebagai organisasi teroris asing oleh Amerika Serikat, merupakan salah satu gerakan garis keras yang menyerukan pembentukan negara Islam sejak revolusi Tunisia pada 2011.

Cabang kelompok itu di LIbya mengaku bertanggung jawab atas serangan-serangan di Libya dalam beberapa bulan terakhir. (stu)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER