Jurnalis asal Iran Raih Penghargaan HAM untuk Kampanye Jilbab

Utami Diah Kusumawati | CNN Indonesia
Rabu, 25 Feb 2015 01:43 WIB
Jurnalis perempuan asal Iran, Masih Alinejad, mendapatkan penghargaan Geneva Summit for Human Rights and Democracy, untuk kampanye jilbab.
Perempuan Iran berjalan di depan tembok mural di kedutaan Amerika Serikat, pada 22 Februari 2007. (Majid Saeedi/Getty Images)
London, CNN Indonesia -- Seorang jurnalis perempuan dan penulis buku asal Iran, Masih Alinejad (38), menerima penghargaan hak asasi manusia (HAM) di Geneva, Swiss, karena menciptakan laman Facebook mengundang perempuan Iran untuk berfoto tanpa jilbab. Foto ini dimaksudkan sebagai ungkapan ekspresi perlawanan atas aturan pemerintah Iran yang mewajibkan tiap perempuannya untuk berjilbab, seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (25/2). 

Alinejad meluncurkan laman Kebebasan Rahasia Perempuan Iran tahun lalu di Facebook. Laman tersebut berhasil mengundang perhatian dan dukungan lebih dari setengah juta pengguna jejaring sosial tersebut dalam hanya beberapa minggu. Ratusan perempuan melepaskan jilbab mereka di publik dan mengirimkan foto mereka untuk dipublikasikan.

Geneva Summit untuk Hak Asasi Manusia dan Demokrasi, sebuah grup yang terdiri dari organisasi swadaya masyarakat internasional bidang HAM, memberikan Alinejad salah satu penghargaan HAM perempuan karena 'telah memberikan suara bagi mereka yang tak punya suara dan menggugah kesadaran kemanusian untuk mendukung perjuangan perempuan Iran atas hak asasi manusia dasar, kebebasan dan persamaan.'

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peraturan bagi perempuan Iran untuk berjilbab diterapkan pemerintah Iran semenjak 1979 menyusul adanya Revolusi Iran. Polisi moral yang bertugas menjaga pelaksanaan peraturan ini di seluruh Iran. Meskipun penggunaan jilbab tidak dipandang sebagai kewajiban agama bagi beberapa perempuan Iran moderen, namun hukuman untuk keluar di muka publik tanpa menggunakan jilbab meliputi penjara dan hukum cambuk.

Namun, saat ini, perempuan-perempuan di Iran memutuskan untuk menggunakan penutup kepala dan celana panjang alih-alih menggunakan jilbab untuk menutupi seluruh kepala dan leher mereka. 

Alinejad memulai gerakan ini saat dia mengunggah foto dirinya sendiri pada 2009, saat berkendara di kawasan Iran bagian utara. "Saya yakin banyak perempuan punya foto seperti ini atas nama kebebasan rahasia mereka seperti yang kulakukan menuju utara Iran," ujarnya,seperti dikutip dari The Huffington Post.

Kampanye tersebut telah menyinggung otoritas Iran dan media pemerintah meluncurkan kampanye menuduh Alinejad menggunakan obat-obatan dan bersikap jahat. Alinejad sendiri mengatakan dia senang menerima penghargaan tersebut dan berharap penghargaan tersebut bisa membuka kesadaran perempuan Iran untuk meraih hak asasi dasar mereka.

"Dari siswa cilik perempuan berusia 7 tahun hingga nenek 70 tahun, perempuan di Iran semuanya dipaksa mengenakan jilbab," kata Alinejad dalam pernyataan yang dipublikasikan di website Geneva Summit. "Saya harap penghargaan ini akan menciptakan kesempatan untuk perempuan Iran bersuara dan mengatakan tidak untuk pemaksaan atas jilbab yang akan bergaung hingga ke PBB."

Alinejad, yang tinggal di pengasingan, mengatakan tahun lalu bahwa dia tidak melawan penggunaan jilbab sebab ibunya sendiri mengenakan jilbab. Namun, laman Facebook tersebut diciptakannya karena dia ingin perempuan memiliki kebebasan untuk memilih, apakah mereka ingin berjilbab atau tidak.

"Saya tidak punya tujuan apapun untuk mendorong orang menentang jilbab atau melawan itu," kata dia. "Saya hanya ingin memberikan suara bagi ratusan dan ratusan perempuan Iran yang berpikir mereka tidak punya platform untuk berkata tentang keinginan mereka (tentang jilbab)."

Satu tahun setelah laman itu diciptakan, sebanyak 760 ribu pengikut telah mendukung kampanye Alinejad dan banyak foto yang ditampilkan di laman tersebut. Satu perempuan muda mengirimkan sebuah foto dirinya tanpa jilbab dan sebuah pesan. 

"Saya seorang yang bebas. Saya seorang perempuan dari negara yang memiliki penghargaan yang rendah atas hak asasi manusia. Saya lahir di negara di mana agama, tradisi dan rezim Islam menghancurkan keindahan. Saya bisa melihat kebebasan yang akan saya dapatkan sebentar lagi. Saya menikmati perasaan menjadi diri saya sendiri. Saya akan menikmati hak-hak saya sebagai warga negara. Saya akan menikmati hak asasi manusia, kebebasan untuk memilih."

Di laman tersebut, juga tertulis pesan bahwa kampanye tersebut tidak terkait dengan grup politik manapun dan inisiatifnya merefleksikan kepedulian perempuan Iran, yang mengalami batasan sosial dan hukum.

Selain dukungan dari perempuan Iran, para lelaki Iran serta keluarga perempuan tersebut juga mendukung kampanye tersebut. Seorang lelaki mengambil foto dirinya sendiri bersama ibunya saat sang ibu tidak menggunakan jilbab. "Sebagai seseorang dari generasi baru negara ini, saya dan Ibu saya ingin memperjuangkan hak dasar manusia. Kami tidak butuh orang lain menentukan diri kami sendiri." (utd/utd)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER