Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah surat kabar Rusia pada Rabu (25/2) melaporkan bahwa Rusia telah berencana untuk mencaplok Krimea dan Ukraina timur sejak setahun lalu.
Novaya Gazeta, sebuah surat kabar investigasi yang sering mengkritik Presiden Vladimir Putin, menerbitkan rincian dari sebuah dokumen yang dipresentasikan kepada pemerintahan Putin antara 4 Februari dan 12 Februari 2014.
Kremlin merespon berita itu dan mengatakan bahwa laporan itu hanya omong kosong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rusia berulang kali membantah berencana menganeksasi Krimea sebelum Presiden Viktor Yanukovich melarikan diri dari Kiev pada 21 Februari tahun lalu.
Novaya Gazeta mengatakan dokumen menyimpulkan bahwa pemerintahan Yanukovich secara politik bangkrut, dan mundurnya presiden bisa menyebabkan perang saudara.
Dokumen itu mengungkapkan bahwa Eropa dan Amerika Serikat tidak akan menentang berpisahnya Ukraina, dan sekaligus mengusulkan Rusia untuk menciptakan kondisi agar Krimea menyelenggarakan referendum, begitu juga dengan wilayah Donbass di Ukraina Timur. Nantinya, referendum itu aka berujung pada bersatunya mereka dengan Rusia.
“Sangat penting bahwa 'masyarakat dunia’ memiliki sesedikit mungkin alasan untuk meragukan legitimasi dan kejujuran dari referendum tersebut," Novaya mengutip dokumen itu, menambahkan bahwa dokumen menyerukan kampanye publisitas di media Rusia untuk mendukung gerakan tersebut.
Namun Novaya Gazeta tak mengatakan siapa yang menyiapkan dokumen itu dan apakah Kremlin melakukan rekomendasi yang tertuang di dalamnya.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, "Ini hanya omong kosong surat kabar itu.”
Rusia menganeksasi Krimea pada 21 Maret tahun lalu. Lebih dari 5.600 orang tewas dalam pertempuran antara pasukan pemerintah Ukraina dan separatis pro-Rusia yang muncul di Ukraina timur pada bulan berikutnya.
Popularitas Putin melonjak setelah aneksasi Krimea namun ini menyebabkan Uni Eropa dan Amerika Serikat menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Rusia.
(stu)