Jakarta, CNN Indonesia -- Enam dekade sejak dideklarasikan sebagai puncak gunung tertinggi, kini sampah dan hasil ekskresi manusia yang menumpuk di Gunung Everest mulai menimbulkan bau tak sedap.
Dilansir Reuters, Selasa (3/3), sampah tersebut merupakan hasil pembuangan dari para pendaki yang mencoba meniru prestasi Sir Edmund Hillary dan Sherpa Tenzing Norgay sebagai penakluk gunung setinggi 8.850 meter tersebut.
Sekitar 300 orang menerjang salju di banjaran pegunungan Himalaya tersebut selama musim pendakian yang biasanya dimulai pada Maret hingga Mei setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, selama proses pendakian, para pendaki kerap meninggalkan sampah di sembarang tempat. Menurut seorang pejabat pariwisata Nepal, satu orang diperkirakan meninggalkan 8 kilogram sampah. Pemerintah Nepal pun harus menggelontorkan dana sebesar US$4 ribu untuk menghanguskan tumpukan sampah tersebut.
Dari sampah seperti botol oksigen, tenda robek , tangga rusak dan kaleng atau pembungkus, menurut pejabat tersebut, hasil pembuangan manusia adalah yang paling mengkhawatirkan.
Dengan tidak adanya toilet, pendaki terpaksa berjongkok di area terbuka jika ingin buang air besar atau kecil.
"Dibuang dalam lubang es, limbah manusia itu masih ada di bawah salju. Ketika disapu oleh gletser (setelah salju mencair), tinja itu terbuka," ujar Kepala Asosiasi Pendakian Gunung Nepal (NMA), Ang Tshering Sherpa.
Kotoran manusia yang menumpuk selama puluhan tahun itu, kini akhirnya menciptakan bau tak sedap. Tak hanya itu, masalah ini juga menimbulkan bahaya kesehatan bagi masyarakat yang hidupnya bergantung pada aliran air sungai hasil lelehan gletser dari Everest.
Para pendaki sendiri tidak dapat memprediksi berapa banyak kotoran manusia yang masih tersembunyi di dalam salju. Namun, mereka mengakui bahwa permukaan gunung terlihat jauh lebih bersih sejak adanya upaya pemantauan dari NMA.
Kampanye Eco-Everest pimpinan Dawa Steven Sherpa yang digalakkan sejak 2008 ini sudah berhasil mengumpulkan 15 ribu kilogram sampah. Kendati demikian, mereka tidak dapat memastikan berapa banyak sampah yang masih tersisa.
Masalah ini juga menarik perhatian seorang seniman Nepal yang pada 2012 membuat karya seni dari 1,7 ton sampah Gunung Everest dalam rangka kampanye kebersihan.
Sejauh ini, sudah ada empat ribu pendaki yang berhasil mencapai puncak Everest. Salju menyelimuti setidaknya 260 tubuh para pendaki yang tewas saat mencoba menaklukkan gunung tersebut.
(stu/stu)