Tel Aviv, CNN Indonesia -- Meskipun menurut beberapa survei popularitas Benjamin Netanyahu naik, tapi kenyataan di lapangan berkata lain. Sekitar 40 ribu rakyat Israel tumpah ruah di Yitzhak Rabin Square, Tel Aviv, pada Sabtu (7/3) sore, menuntut perubahan kepemimpinan Israel.
Dilansir CNN, Minggu (8/3), pawai "Israel Wants Change" tersebut diprakarsai oleh One Million Hands, sebuah gerakan bawah tanah yang menitikberatkan kegiatannya pada dua isu besar, yaitu mengatasi konflik dengan Palestina atau yang disebut Solusi Dua Negara dan mengurangi biaya hidup.
Pendiri One Million Hands, Dror Ben-Ami, mengatakan bahwa dari kedua topik besar tersebut, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah gagal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami pikir satu-satunya jalan untuk melangkah maju dalam dua ranah tersebut adalah dengan mengganti pemerintah dan mengeluarkan pemerintah sekarang dari kantor. Mengeluarkan Bibi (Netanyahu) dari kantor," ujar Ben-Ami seperti dikutip CNN.
Penyelenggara acara tidak mendaulat kandidat spesifik untuk menggantikan Netanyahu dalam pemilihan umum pada 17 Maret mendatang. Namun, mereka mendorong masyarakat untuk melengserkan oknum-oknum dalam pemerintahan sekarang.
Dalam kerumunan tersebut, terlihat Meir Dagan, mantan kepala agen mata-mata Israel, Mossad. Orang yang dikenal sangat vokal ini mengkritik sikap Netanyahu karena berbicara di mimbar Kongres AS untuk memprotes kerja sama nuklir dengan Iran.
Kendati demikian, wujud protes ini tidak tercermin dalam hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh beberapa media massa di Israel untuk menilai popularitas para kandidat pemimpin sebelum pemilu.
Diberitakan Reuters, Kamis (5/3), survei yang digagas oleh stasiun televisi Israel, Channel 10, mengindikasikan partai tempat Netanyahu bernaung, Likud, akan mendapat tambahan 2 kursi menjadi 23 kursi dalam parlemen jika dibandingkan dengan perolehan suara pekan lalu. Dari hasil ini, Netanyahu masih harus bertarung sengit dengan saingannya dari Zionist Union, Isaac Herzog.
Dalam survei berbeda mengenai kandidat individual oleh Channel 10, Netanyahu diunggulkan kembali menjadi perdana menteri oleh 44 persen responden, meningkat dua persen dari pekan lalu. Sementara itu, perolehan suara untuk Herzog merosot menjadi 35 persen.
Netanyahu memimpin jauh dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh Channel 2, dengan 47 persen pemilih ketimbang Herzog yang hanya mendapatkan 28 persen suara.
Semua survei mengindikasikan Netanyahu memiliki kemampuan kerja sama politik lebih baik dengan koalisi pemerintahan yang akan terpilih nantinya.
Dalam sistem pemilihan parlemen Israel, publik lebih memilih partai ketimbang kandidat individual. Dari sana, ketua partai dengan sekutu paling banyak biasanya akan mendapatkan mandat dari presiden untuk membentuk pemerintahan.
(den)