Imbauan di Serbia: Jangan Buang Granat di Tempat Sampah

Denny Armandhanu/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 18 Mar 2015 07:44 WIB
Ratusan ribu senjata api dan amunisi peninggalan perang diduga dimiliki oleh jutaan masyarakat Serbia saat ini.
Ratusan ribu senjata api dan amunisi peninggalan perang diduga dimiliki oleh jutaan masyarakat Serbia saat ini. (U.S. Air Force photo)
Belgrade, CNN Indonesia -- Pemerintah Serbia melarang warga untuk tidak membuang granat dan amunisi lainnya di tempat sampah, agar tidak terjadi insiden yang tidak diinginkan.

Larangan ini dikeluarkan di tengah upaya Serbia mengendalikan kepemilikan senjata pribadi warganya, seperti dikutip Reuters (17/3).

Diperkirakan ada ratusan ribu senjata yang tidak terdaftar dari sisa-sisa perang pada tahun 1990-an yang dimiliki oleh 7,3 juta warga Serbia. Jumlah ini belum termasuk dari 1 juta senjata yang terdaftar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bulan lalu, parlemen Serbia mengeluarkan undang-undang yang bertujuan memperketat persyaratan kepemilikan senjata api, termasuk harus melalui pemeriksaan medis dan psikis, menyusul banyaknya kasus kekerasan bersenjata.

Berdasarkan peraturan tersebut, warga bisa menyerahkan langsung senjata ilegal mereka ke polisi dan tidak dikenakan hukuman apapun hingga 4 Juni mendatang.
Namun jika warga masih bersikeras memiliki senjata tidak terdaftar, ada ancaman penjara lima tahun.

Pemerintah khawatir peraturan ini akan membuat banyak warga panik dan begitu saja membuang senjata mereka ke tempat sampah. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi keselamatan orang lain.

Untuk itu, Kementerian Dalam Negeri mengeluarkan larangan berbunyi:

"Kementerian menyerukan pada para warga untuk tidak membuang granat tangan dan bahan peledak di tong sampah dan tempat-tempat semacam itu. Mereka harus menelepon kantor polisi terdekat dan petugas akan datang untuk membawa bahan peledak tersebut."

Pejabat kepolisian Serbia kepada Reuters memperkirakan ada sekitar 200 ribu hingga 900 ribu senjata ilegal yang dimiliki masyarakat. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER