Kopilot Germanwings Punya Kecenderungan Bunuh Diri

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 31 Mar 2015 08:30 WIB
Dari rekam medis, penyelidik Jerman menemukan kopilot pernah menjalani pengobatan psikoterapi dalam waktu lama dengan kecenderungan bunuh diri.
Sementara itu, untuk memudahkan evakuasi dari lokasi kecelakaan yang sulit diakses, Perancis sedang membangun jalan. (Reuters/Emmanuel Foudrot)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kopilot Germanwings yang diyakini sengaja menabrakkan pesawat ke lereng Gunung Alpen pernah dirawat dengan kecenderungan melakukan bunuh diri.

Hal itu diungkapkan oleh jaksa negara Jerman pada Senin (30/3).

"Beberapa tahun yang lalu sebelum memperoleh izin pilotnya, kopilot pernah menjalani pengobatan psikoterapi dalam periode yang lama dengan kecenderungan bunuh diri," kata kantor kejaksaan di Dusseldorf, di mana kopilot Andreas Lubitz tinggal, dalam pernyataannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kantor kejaksaan, yang mengutip "dokumentasi medis yang relevan" sebagai dasar untuk temuan itu, menambahkan bahwa sejak periode itu Lubitz belum menunjukkan tanda-tanda perilaku bunuh diri atau kecenderungan agresif terhadap orang lain dalam kunjungan ke dokter.

Pesawat Airbus A320 itu menabrak lereng Pegunungan Alpen Prancis Selasa (24/3), menewaskan 150 orang di pesawat.

Peneliti percaya kopilot berusia 28 tahun itu mengunci pilot di luar kokpit dan sengaja menurunkan ketinggian pesawat.

Para jaksa mengatakan pada Senin bahwa mereka tidak menemukan bukti Lubitz merencanakan serangan seperti itu, atau alasan di balik itu.

"Tidak ada keadaan khusus yang bisa menerangkan, baik dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kerjanya, yang menerangkan apa pun yang masuk akal untuk motifnya,” kata pernyataan jaksa.

Seorang juru bicara untuk Lufthansa, perusahaan induk dari Germanwings, mengatakan catatan medis adalah rahasia dokter-pasien, sesuai aturan, dan oleh karena itu maskapai tidak mengetahui soal hal itu.

Di bawah hukum Jerman, perusahaan tidak memiliki akses ke catatan medis karyawan dan catatan sakit seorang karyawan yang tidak masuk kerja,

Peneliti Perancis mengatakan pada Senin mereka menggali sebuah rute akses ke lokasi kecelakaan di pegunungan untuk mempercepat penyelidikan.

Kotak hitam kedua pesawat itu, yang berisi data penerbangan, belum ditemukan.

Kay Kratky, anggota dewan unit penerbangan Lufthansa Jerman, dalam sebuah talkshow mengatakan pada Minggu malam, kuatnya hantaman pesawat di gunung kemungkinan menyebabkan penunjuk lokasi kotak hitam rusak dan tidak berfungsi dengan benar.

"Saya berharap bahwa kita akan menemukan perekam dengan pencarian langsung,” katanya.

Secara terpisah, polisi di Dusseldorf mengatakan evaluasi menyeluruh terhadap barang-barang di rumah Lubitz akan memakan waktu. (stu)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER