Jakarta, CNN Indonesia -- Kesepakatan kerangka kerja nuklir yang dicapai Iran dan negara P5+1 (Rusia, Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Tiongkok dan Jerman) pada Kamis (2/4), akan sangat baik bagi hubungan antara Tiongkok dan AS.
Hal itu dikemukakan oleh Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, dalam pembicaraan lewat telepon dengan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry.
BACA: Pembicaraan Nuklir Iran Akhirnya Capai Kesepakatan
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Tiongkok dan AS, keduanya membawa tanggung jawab besar dalam menjaga sistem nuklir internasional non-proliferasi, menjaga kontak yang baik satu sama lain melalui negosiasi, di saat yang sama menanamkan energi positif pada hubungan bilateral,” kata Wang dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Jumat (3/4).
"Dalam upaya untuk menyelesaikan kesepakatan yang komprehensif sesuai jadwal, Tiongkok akan mempertahankan koordinasi dengan semua pihak yang terkait, termasuk Amerika Serikat, dan terus memainkan peran yang konstruktif selama proses tersebut," tambah Wang.
Tiongkok dan AS sudah lama dikenal selalu berselisih terkait banyak hal, dari persoalan keamanan siber hingga nilai mata uang yuan. Meski begitu, dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu juga bekerja sama erat dalam isu-isu internasional tertentu, termasuk dalam soal sengketa nuklir Iran dan Korea Utara.
Pernyataan dari Menlu Tiongkok itu mengutip Kerry mengatakan bahwa Amerika Serikat menghargai peran penting dan konstruktif Tiongkok dalam pembicaraan nuklir Iran yang terbaru.
Perjanjian tentatif terkait nuklir Iran dicapai pada Kamis setelah pembicaraan selama delapan hari antara Iran dan negara P5+1 di Lausanne, Swiss.
Kesepakatan ini diharapkan bisa menjadi penyelesaian untuk meredakan kekhawatiran Barat bahwa Iran bisa membangun bom atom. Sebagai imbalannya, sanksi ekonomi terhadap Teheran akan dicabut.
Langkah ini adalah yang paling signifikan terhadap pemulihan hubungan antara Washington dan Teheran sejak revolusi Iran tahun 1979, dan berpotensi mengakhiri isolasi internasional Iran selama berpuluh tahun, yang juga akan membawa konsekuensi politik di Timur Tengah.
Tiongkok dan Iran memiliki hubungan dekat di bidang diplomatik, ekonomi, perdagangan dan energi.
Impor minyak mentah Tiongkok dari Iran melonjak hampir 30 persen tahun lalu, rata-rata tertinggi sejak 2011.
(stu)