Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu negara pandemi Ebola, Sierra Leone, kini tengah bergeliat untuk bangkit dari keterpurukan sejak virus Ebola menyerang negara tersebut.
Perwakilan tetap Sierra Leone dalam Uni Afrika, Andrew G. Bangali mengemukakan bahwa saat ini penyebaran virus mematikan ini telah melambat secara signifikan, hingga satu kasus infeksi per hari, dan sekolah serta universitas kini telah dibuka kembali.
"Hingga kini, hanya satu kasus per hari dari seluruh penjuru Sierra Leone. Kami terus berusaha agar virus ini dapat hilang seluruhnya dari negara kami," kata Bangali, ditemui usai Pertemuan Tingkat Menteri dalam perhelatan Konferensi Asia-Afrika di Jakarta, Senin (20/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bangali memaparkan bahwa penyebaran virus Ebola telah melumpuhkan perekonomian negaranya. Sebelum terserang Ebola pada Mei 2014, Sierra Leone merupakan negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di Afrika, yaitu sebesar 15 persen.
"Kami berharap penyebaran ebola akan benar-benar terhenti. Virus Ebola akan terhapuskan dari Sierra Leone, sehingga kami dapat memulai aktivitas kami seperti semula," kata Bangali, yang juga merupakan Duta Besar Sierra Leone untuk Ethiopia.
Namun, Bangali juga tidak menutup mata bahwa jumlah korban yang terserang virus ini masih cukup tinggi. Di Sierra Leone, terdapat sekitar 8.000 orang yang terinfeksi virus ini, dengan total kematian hingga 3.500 jiwa.
Sekolah dibuka kembaliBangali menjabarkan bahwa dua negara pandemi lainnya, yaitu Liberia dan Guinea, telah bekerja sama dengan Sierra Leone dalam menangani kasus Ebola.
Pejabat dari ketiga negara telah bertemu khusus dan menyepakati target penghentian penyebaran kasus Ebola, yaitu pada akhir April 2015.
"Kami menargetkan bahwa hingga akhir April ini penyebaran Ebola akan benar-benar terhenti," kata Bangali.
Hingga saat ini, Bangali melanjutkan, sejumlah sekolah dan universitas telah kembali dibuka. Pemerintah Sierra Leone pun berharap sektor-sektor perekonomian dapat kembali bergeliat.
"Kami kini fokus kepada persiapan kembali rekonstruksi dan sektor perekonomian pasca Ebola," kata Bangali.
Virus Ebola menyerang di tiga negara Afrika, yaitu Liberia, Guinea dan Sierra Leone. Kasus kematian terbesar berada di Liberia dengan total kematian hingga 4,162 jiwa. Sementara di Guinea, total kematian mencapai 2.187 jiwa.
(stu)