Jakarta, CNN Indonesia -- Hanya dalam beberapa jam, jumlah korban jiwa gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter terus bertambah. Seperti diberitakan CNN, jumlah korban meninggal mencapai angka 806 jiwa.
Jumlah korban jiwa yang dilaporkan Kementerian Dalam Negeri Nepal ini kemungkinan masih akan terus bertambah, akibat luasnya daerah yang terkena dampak gempa itu.
(Baca juga: Gempa Nepal Sudah Tewaskan 688, Buat Gunung Everest Longsor)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kathmandu diketahui berpenduduk sekitar satu juta orang, dikelilingi oleh pegunungan Himalaya. Tim penyelamat khawatir kondisi ini akan membuat korban selamat juga akan mengalami kondisi yang sulit akibat suhu malam hari yang sangat dingin. Sementara para korban harus bertahan tanpa listrik, air bersih dan tempat berlindung
.
“Masyarakat internasional harus bergerak cepat untuk melindungi korban hidup, terutama anak-anak, “ kata Devendra Tak, dari badan Save the Children. Dia menyebut bantuan paling dibutuhkan adalah makanan, pakaian dan obat-obatan.
“Dalam hitungan menit kondisi bisa terus memburuk. Malam ini akan sangat berat untuk orang-orang Kathmandu dan masyarakat di perkampungan sekitarnya.”
Belum lagi trauma akibat gempa pertama yang belum hilang. Sejumlah korban yang sempat dihubungi CNN mengatakan akibat gempa sangat menakutkan dan membuat kacau balau. CNN melaporkan, para korban luka-luka ringan dan berat sudah sampai memenuhi halaman rumah sakit.
Mereka yang tidak terluka juga tak berani kembali ke dalam rumah. “Kami sangat takut dan menunggu gempa benar-benar berhenti,” kata Shiwani Neupane, dalam Facebooknya. “Kami tinggal di luar rumah karena ada kabar bakal ada gempa susulan.”
Neupane melanjutkan keluarga lain berusaha mencari kabar lewat radio FM di mobil mereka. “Ada kabar sejumlah gedung runtuh. Saya melihat banyak dinding dan jalanan yang retak. Para polisi terlihat mencoba mengatur lalu lintas untuk jalan ambulan. Semua orang ketakutan.”
Pengaruh dari pusat gempa yang berjarak kurang dari 50 mil dari Kathmandu itu juga telah menyebabkan sejumlah bangunan bersejarah runtuh. Seperti dilaporkan jurnalis Kanak Masni kepada CNN lewat telepon, salah satu bangunan bersejarah yang runtuh adalah Dharahara atau yang dikenal dengan menara Bhimsen.
Dharahara dibangun pada tahun 1832 dengan tinggi hampir 63 meter. Biasanya digunakan untuk melihat panorama lembah Kathmandu.
(utw/utw)