Bocorkan Informasi, Mantan CIA Divonis 42 Bulan Penjara
Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 12 Mei 2015 09:05 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang mantan CIA divonis hukum 42 bulan penjara atas dakwaan membocorkan informasi rahasia kepada seorang reporter New York Times mengenai gagalnya upaya AS untuk merecoki program nuklir Iran.
Jeffrey Stering, 47, diputus bersalah karena membocorkan informasi pertahanan nasional pada Januari di pengadilan federal Virginia.
BACA: Bocorkan Rahasia kepada Wartawan, Mantan CIA Divonis Bersalah
“Untuk tujuan pembalasan dendam pribadi, Jeffrey Sterling, dengan sembarangan membocorkan informasi yang sangat rahasia dan berharga padahal ia telah mengambil sumpah untuk menjaga rahasia," kata Dana Boente, pengacara AS untuk Distrik Timur Virginia.
Departemen Kehakiman mengatakan bahwa pada 2003, Sterling memberikan informasi tentang program rahasia kepada seorang reporter The New York Times.
Reporter itu, James Risen, selama bertahun-tahun berusaha menghindari untuk memberikan kesaksian, dengan alasan dia tidak bisa mengungkap sumber-sumber beritanya. Namun Ia akhirnya muncul di pengadilan namun hanya menjawab pertanyaan mengenai bukunya “State of War”, yang terbit pada 2006. Di buku itu, ia menuliskan mengenai operasi di Iran.
Kesaksian Sterling adalah kemenangan Departemen Kehakiman di bawah pemerintahan Obama, namun dikritisi oleh wartawan.
Departemen Kehakiman mengatakan bahwa pada 2000, Sterling yang saat itu masih merupakan karyawan CIA, mencoba untuk mengajukan tuntutan perdata terhadap CIA. Namun ketika upaya itu gagal, ia membocorkan informasi tentang program senjata sebagai pembalasan. (stu)
Jeffrey Stering, 47, diputus bersalah karena membocorkan informasi pertahanan nasional pada Januari di pengadilan federal Virginia.
BACA: Bocorkan Rahasia kepada Wartawan, Mantan CIA Divonis Bersalah
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Departemen Kehakiman mengatakan bahwa pada 2003, Sterling memberikan informasi tentang program rahasia kepada seorang reporter The New York Times.
Reporter itu, James Risen, selama bertahun-tahun berusaha menghindari untuk memberikan kesaksian, dengan alasan dia tidak bisa mengungkap sumber-sumber beritanya. Namun Ia akhirnya muncul di pengadilan namun hanya menjawab pertanyaan mengenai bukunya “State of War”, yang terbit pada 2006. Di buku itu, ia menuliskan mengenai operasi di Iran.
Kesaksian Sterling adalah kemenangan Departemen Kehakiman di bawah pemerintahan Obama, namun dikritisi oleh wartawan.
Departemen Kehakiman mengatakan bahwa pada 2000, Sterling yang saat itu masih merupakan karyawan CIA, mencoba untuk mengajukan tuntutan perdata terhadap CIA. Namun ketika upaya itu gagal, ia membocorkan informasi tentang program senjata sebagai pembalasan. (stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK