Washington, CNN Indonesia -- Pemerintah Amerika Serikat mendakwa enam warga Tiongkok melakukan kegiatan mata-mata ekonomi karena mencuri rahasia dari dua perusahaan pengembang teknologi yang sering digunakan dalam sistem militer.
Ini kali ketiga pihak berwenang Amerika menjatuhkan tuduhan mata-mata ekonomi untuk Tiongkok yang menjadi pertanda bahwa AS semakin memusatkan perhatian pada situasi yang disebutnya kekhawatiran keamanan nasional tingkat tinggi.
Dakwaan terhadap keenam warga ini bisa meningkatkan ketegangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat, dan dilakukan hanya dua hari setelah kunjungan Menteri Luar Negeri John Kerry ke Beijing dibayangi oleh kekhawatiran akan ambisi maritim Tiongkok di Laut Cina Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Departemen Kehakiman mengatakan, salah satu terdakwa Professor Hao Zhang, ditangkap pada Sabtu (16/5) ketika baru mendarat dari Tiongkok. Sementara kelima orang lainnya diyakini masih berada di Tiongkok.
Zhang dan dua profesor dari Universitas Tianjin dikenai dakwaan mencuri kode sumber dan informasi lain dari pembuat keping Avago Technologies Ltd dan Skyworks Solution Inc, tempat dua dari mereka bekerja.
Avago berkantor pusat di San Jose, California dan Singapore, sementara Skyworks berkantor pusat di Woburn, Massachusetts.
Jaksa penuntut AS menyebutkan bahwa Zhang, mantan pegawai Skyworks, dan warga Tiongkok lainnya yaitu mendirikan perusahaan bernama ROFS Microsystem di Tianjin dengan berbekal rahasia dari perusahaan-perusahaan AS.
Seorang pegawai departemen media Universitas Tianjin mengatakan kepada kantor berita Reuters melalui sambungan telepon bahwa pihak universitas segera melakukan penyelidikan.
“Penyelidikan masih belum selesai,” kata pegawai itu yang menolak disebutkan namanya. Dia mengatakan pihak universitas akan mengeluarkan penyataan resmi secepatnya.
Tianjin Universitas yang dibiayai pemerintah Tiongkok didirikan pada 1895 sebagai Universitas Utara adalah badan pendidikan tinggi tertua di Tiongkok.
Situs universitas ini mengatakan bahwa pada 1959 Komite Pusat Partai Komunis menyebut sekolah itu sebagai “universitas nasional yang penting.”
Jaksa penuntut AS menyebut lima terdakwa lainnya adalah Wei Pang, mantan pegawai Avago dan seorang profesor, Jinping Chen, profesor dan anggota dewan direksi ROFS Microsystems, Chong Zhou, mahasiswa pasca sarjana Universitas TIanjin dan disainer teknik ROFS Microsystem, Huisui Zhang yang merupakan mahasiswa seangkatan Pang dan Zhang, serta Zhao Gang, manajer ROFS Microsystems.
Berkas dakwaan menyebutkan bahwa Pang dan Zhang bertemu ketika belajar di jurusan elektro Universitas Southern California dan bekerja di Avago dan Skyworks.
 Pemerintah Amerika juga pernah mendakwa warga Tiongkok dalam kasus mencuri teknologi perusahaan Du Pont. (Getty Images/Jeff Fusco) |
Kedua perusahaan ini memiliki spesialisasi di bidang teknologi Film Bulk Acoustic Resonator yang terutama digunakan dalam peralatan elekronik jinjik seperti telepon selular, tablet dan GPS, tetapi juga digunakan secara militer.
Jaksa penuntut mengatakan antara 2006 dan 2007, Pang dan Zhang merumuskan rencana membuat perusahaan teknologi ini di Tiongkok dan bertemu dengan para pejabat Universits Tianjin. Pada 2009, keduanya keluar dari perusahaan Amerika itu dan menjadi pengajar di Tianjin.
Jika terbukti bersalah, para terdakwa bisa dikenakan hukuman maksimum 50 tahun.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri Jeff Rathke mengatakan kepada wartawan bahwa Amerika Serikat berkomitmen untuk melindung rahasia dagang perusahaan-perusahaan AS.
“Ini masalah penting bagi Amerika Serikat,” ujarnya.
Pada Maret 2004, seorang pengusaha California dinyatakan bersalah dalam kasus pencurian rahasia dagang DuPont untuk membantu perusahaan milik pemerintah Tiongkok mengembangkan pigmen putih yang digunakan dalam berbagai produk, dan Mei 2014 lima perwira militer Tiongkok dituduh meretas perusahaan nuklir, metal dan tenaga matahari.
(yns)