Satu dari Sembilan Orang di Dunia Masih Kelaparan

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Kamis, 28 Mei 2015 16:47 WIB
Upaya mengatasi kelaparan menemui kendala seperti pertumbuhan ekonomi yang lambat serta ketidakstabilan politik, seperti di Afrika Tengah dan Asia barat.
Upaya mengatasi kelaparan menemui kendala seperti pertumbuhan ekonomi yang lambat serta ketidakstabilan politik, seperti di Afrika Tengah dan Asia barat. (Ilustrasi/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jumlah orang yang kelaparan di seluruh dunia turun hingga 167 juta dalam satu dekade terakhir, berdasarkan laporan terbaru Organisasi Makanan dan Agrikultur, FAO. Saat ini masih ada 795 juta warga yang kelaparan, atau satu dari sembilan orang di seluruh dunia.

Laporan FAO menyebutkan penurunan jumlah orang kelaparan terjadi di wilayah-wilayah maju. Dalam beberapa tahun terakhir, upaya negara mengatasi kelaparan menemui kendala di antaranya pertumbuhan ekonomi yang lambat serta ketidakstabilan politik, seperti di Afrika Tengah dan Asia barat.

Tahun ini juga menandai akhir masa pengawasan untuk target Millennium Development Goal, MDG. FAO menunjukkan, kemajuan terbesar negara dalam mengurangi jumlah warga kelaparan terjadi di Amerika Latin, Asia Tenggara, Asia Tengah, Afrika barat dan utara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Total 72 dari 129 negara berkembang, atau lebih dari setengah jumlah negara yang dipantau, telah memenuhi target mengentaskan kelaparan MDG. Indonesia masuk dalam negara yang hampir memenuhi target tersebut.

Di negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, jumlah warga yang kelaparan terus turun, dari 137,5 juta pada tahun 1990-1992 menjadi 60,5 juta pada 2014-2016, turun 56 persen.

Lembaga kemanusiaan Oxfam mengatakan bahwa kendati jumlah warga yang kelaparan menurun, namun kemajuannya melambat. Beberapa negara bahkan jumlahnya meningkat, seperti di Sub Sahara Afrika yang naik 14,3 juta sejak 2010.

Menurut penasihat iklim dan makanan Oxfam, pemotongan bantuan untuk negara lain berdampak pada melambatnya upaya Sub Sahara Afrika mengatasi kelaparan.

Pemerintah Australia misalnya, telah menyatakan akan memotong bantuan ke wilayah ini hingga US$139,1 juta. Pada bulan ini, pemerintahan Tony Abbott memotong anggaran bantuan internasional hingga 70 persen.

Sementara itu negara seperti Vietnam dan China sukses mengatasi kelaparan karena berinvestasi besar pada perekonomian perdesaan dan produksi kecil.

Dent mengatakan, perubahan iklim juga merupakan ancaman bagi upaya mengatasi kelaparan dan malnutrisi di dunia. Hal ini harus menjadi perhatian jika ingin memajukan upaya pengentasan kelaparan.

Pekan depan di Bonn, Jerman akan dilakukan pertemuan soal mengatasi perubahan iklim yang akan difinalisasi di Paris akhir tahun ini.

"Kesepakatan internasional terkait perubahan iklim untuk membatasi pemanasan hingga di bawah dua derajat sangat penting jika kita ingin menghindari dampak buruk perubahan iklim, termasuk memburuknya angka kelaparan di seluruh dunia," kata Dent, dalam pernyataannya kepada CNN Indonesia. (den)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER