Protes Anti-Islam di Phoenix, Buntut Serangan di Texas

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Sabtu, 30 Mei 2015 14:14 WIB
Lebih dari 200 orang, beberapa diantaranya bersenjata, menghadiri protes anti-Islam di luar sebuah masjid di Phoenix, AS, sebagai respon serangan di Texas.
Lebih dari 200 orang, beberapa diantaranya bersenjata, menghadiri protes anti-Islam di luar sebuah masjid di Phoenix, AS, sebagai respon serangan di Texas. (Reuters/Nancy Wiechec)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lebih dari 200 orang, beberapa diantaranya bersenjata, menghadiri protes anti-Islam di luar sebuah masjid di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat, pada Jumat (29/5).

Para pemrotes membawa spanduk-spanduk dengan tulisan yang provokatif, sembari melambaikan bendera AS.

Protes ini mendapat respon dari pihak yang berlawanan, yang juga berjumlah 200an orang, berteriak “Pulanglah, Nazi!”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemrotes anti-Islam mengatakan bahwa demosntrasi ini ditujukan untuk insiden di Texas.

Beberapa demonstran membawa senjata, dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengatakan memonitor demonstrasi ini. (Reuters/Nancy Wiechec)
“Ini adalah respon untuk serangan baru-baru ini di Texas,” kata penyelenggara protes, Jon Ritzheimer. Dua orang ditembak mati di luar pameran yang menampilkan karikatur Nabi Muhammad awal Maret lalu. Kedua orang itu sempat melepas tembakan kepada petugas keamanan namun tak sempat melancarkan serangan lebih lanjut. Sebelumnya, terdapat 900 orang yang mengatakan akan hadir dalam protes anti-Islam yang diumumkan lewat Facebook.

Pelaku penyerangan, keduanya diketahui merupakan jemaat masjid d Phoenix. Meski begitu masjid Phoenix sendiri mengecam kekerasan, dan sering mengkritik militan Islam seperti ISIS, al-Qaidah dan Boko Haram.

Pada ibadah shalat Jumat siangnya, Imam masjid menganjurkan kepada jemaat agar tidak merespon demosntran.

Sementara itu, terdapat pula demonstran yang bertentangan dengan pemrotes anti-Islam. (Reuters/Nancy Wiechec)
Masjid di Phoenix ini, menurut Reuters, tadinya merupakan bekas gereja, bisa menumpang sekitar 600 jemaat. Di Phoenix sendiri merupakan rumah bagi sepuluh ribu umat Muslim AS.

“Kita harus mengingatkan diri kita sendiri bahwa kita tidak melawan kesalahan dengan kesalahan, namun dengan ampunan dan kebaikan,” kata Usama Shami kepada jemaatnya.

Sementara itu, Departement Keamanan Dalam Negeri AS memonitor demonstrasi itu dan berhubungan dengan pemerintah dan penegak hukum setempat. (stu)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER