ISIS Gunakan TV Raksasa untuk Propaganda
Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Senin, 15 Jun 2015 06:39 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok militan ISIS menemukan metode baru untuk menyebarkan propaganda mereka, kali ini dengan menggunakan layar televisi raksasa di Kota Ramadi, Irak, yang mereka kuasai sejak Mei lalu.
"Mereka sudah mulai menunjukkan video operasi militer mereka di Irak dan juga menunjukkan pengakuan oleh tentara yang ditangkap," kata seorang pemilik toko makanan kecil di dekat salah satu layar di tengah Ramadi.
"Beberapa program mendorong para pemuda untuk mematuhi norma-norma Islam serta juga menunjukkan pelatihan militer pemuda membawa senjata dan bagaimana untuk bertempur,” katanya, berbicara dengan syarat anonim.
Penduduk mengatakan CD dari tayangan yang disiarkan juga didistribusikan di warung dekat dua layar tersebut.
"Tampaknya mereka mencoba untuk menggunakan metode media sebagai senjata untuk memoles citra mereka dan juga
mendorong kaum muda untuk bergabung dengan mereka," kata seorang pegawai pemerintah di Ramadi.
Sejak direbut, Ramadi yang merupakan ibu kota Provinsi Anbar dan mayoritas dihuni oleh Muslim Sunni, menjadi fokus pemerintah Irak serta pasukan milisi Syiah dan serangan udara pimpinan Amerika Serikat.
Milisi Syiah merupakan salah satu kekuatan pemerintah Irak yang selama ini dianggap tak punya kekuatan untuk melawan ISIS. Kekuatan dukungan lainnya, adalah serangan udara pimpinan AS.
Pada Rabu, Presiden AS Barack Obama memerintahkan pengerahan tambahan 450 lebih tentara AS ke Anbar untuk membantu pasukan Irak merebut kembali wilayah yang telah direbut ISIS.
Pada Minggu (14/6), pasukan pemerintah dan militan ISIS terlibat dalam baku tembak di daerah dekeat kilang minyak Baiji yang juga diperbutkan.
Di Baghdad, sebuah bom mobil meledak di sebuah pasar, menewaskan delapan orang dan melukai lebih dari 20. (stu)
"Mereka sudah mulai menunjukkan video operasi militer mereka di Irak dan juga menunjukkan pengakuan oleh tentara yang ditangkap," kata seorang pemilik toko makanan kecil di dekat salah satu layar di tengah Ramadi.
"Beberapa program mendorong para pemuda untuk mematuhi norma-norma Islam serta juga menunjukkan pelatihan militer pemuda membawa senjata dan bagaimana untuk bertempur,” katanya, berbicara dengan syarat anonim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tampaknya mereka mencoba untuk menggunakan metode media sebagai senjata untuk memoles citra mereka dan juga
mendorong kaum muda untuk bergabung dengan mereka," kata seorang pegawai pemerintah di Ramadi.
Sejak direbut, Ramadi yang merupakan ibu kota Provinsi Anbar dan mayoritas dihuni oleh Muslim Sunni, menjadi fokus pemerintah Irak serta pasukan milisi Syiah dan serangan udara pimpinan Amerika Serikat.
Milisi Syiah merupakan salah satu kekuatan pemerintah Irak yang selama ini dianggap tak punya kekuatan untuk melawan ISIS. Kekuatan dukungan lainnya, adalah serangan udara pimpinan AS.
Pada Rabu, Presiden AS Barack Obama memerintahkan pengerahan tambahan 450 lebih tentara AS ke Anbar untuk membantu pasukan Irak merebut kembali wilayah yang telah direbut ISIS.
Pada Minggu (14/6), pasukan pemerintah dan militan ISIS terlibat dalam baku tembak di daerah dekeat kilang minyak Baiji yang juga diperbutkan.
Di Baghdad, sebuah bom mobil meledak di sebuah pasar, menewaskan delapan orang dan melukai lebih dari 20. (stu)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK