Pejuang Kurdi Kuasai Jalur Suplai ISIS Menuju Raqqa

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Selasa, 16 Jun 2015 10:22 WIB
Pejuang Kurdi berhasil memotong jalur suplai kunci menuju Raqqa, kota yang diklaim kelompok militan ISIS sebagai ibu kota Negara Islam tersebut.
Kemajuan Kurdi menuai kritik dari Turki, yang menilai Partai Pekerja Kurdistan atau PKK, terdaftar sebagai kelompok teroris. (Reuters/Ahmoud Hebbo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pejuang Kurdi Suriah terus membuat kemajuan dalam pertempuran dengan kelompok militan ISIS. Pada Senin (15/6), pejuang Kurdi berhasil memotong jalur suplai kunci menuju Raqqa, kota yang diklaim sebagai ibu kota ISIS.

Pasukan bersenjata Kurdi di Suriah, YPG, bersama dengan sejumlah pasukan pemberontak Suriah datang dari arah timur dan barat Kota Tal Abyad, yang berbatasan langsung dengan Raqqa. Mereka berhasil memotong jalan di sebelah selatan yang menuju ke Raqqa.

"Tal Abyad benar-benar dikepung," kata komandan YPG, Hussein Khojer, dikutip dari The Guardian, Senin (15/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak ada tempat bagi Daesh untuk melarikan diri," katanya. Daesh merupakan sebutan untuk ISIS, yang biasa digunakan di negara-negara Timur Tengah.

Khojer memaparkan bahwa pejuang Kurdi, yang didukung oleh berbagai kelompok pemberontak Suriah, berhasil mengalami kemajuan, berkat taktik serangan pengepungan dari dua arah, timur dan barat kota tersebut.

Sherfan Darwish, juru bicara untuk Burkan al-Furat, kelompok pemberontak yang berjuang bersama YPG, memaparkan bahwa aliansi anti-ISIS kini berhasil menguasai kota di pinggiran timur dan selatan Tal Abyad.

"Ada bentrokan yang sedang berlangsung dan terdapat 19 jasad militan ISIS yang tergeletak di pinggiran Tal Abyad," katanya.

Keberhasilan Kurdi ini merupakan pukulan telak bagi ISIS yang tengah berupaya untuk tetap menguasai Tal Abyad dan mengamankan jalur suplai utama antara Raqqa dan perbatasan Turki.

Banjir pengungsi

Pejuang Kurdi dan pemberontak Suriah memulai pertempuran di Tal Abyad sejak Kamis (11/6), dengan Kurdi didukung oleh serangan udara internasional pimpinan Amerika Serikat.

Pertempuran keduanya menyebabkan ribuan warga Suriah melarikan diri ke sejumlah negara tetangga, khususnya Turki, sejak pekan lalu. Diperkirakan terdapat 16 ribu warga Suriah sudah mengungsi ke Turki sejak pertempuran ini.

(Baca juga: Dua Ribu Warga Suriah Mengungsi ke Turki dalam Satu Hari)

Banjir pengungsi menciptakan berbagai kekacauan. Tak sedikit warga Suriah yang mencoba memotong jalur pengungsian dengan memanjat pagar perbatasan atau berusaha menembus kawat berduri, karena ingin segera menyebar ke negara tetangga.

Sejumlah orang tua terlihat berteriak-teriak ketika anak mereka terinjak-injak di depan pagar perbatasan.

Tal Abyad terletak 85 km sebelah utara dari Raqqa. Para pakar memperkirakan kota tersebut berfungsi sebagai jalur utama penyelundupan senjata dan pejuang untuk ISIS, serta pasar gelap minyak.

"Kota ini telah menjadi markas untuk ISIS saat ini, dan kerap kali disebut sebagai pintu utama menuju Raqqa," kata Charlie Winter, seorang pakar jihadisme di Yayasan Quilliam yang berbasis di London.

"Tentu saja, kota ini menjadi strategis karena merupakan kota perbatasan di mana peralatan, perekrutan, dan lainnya bisa mencapai ISIS," kata Winter melanjutkan.

Tal Abyad berlokasi 70 km sebelah timur dari kota Kobani yang dihuni mayoritas Kurdi. ISIS berhasil diusir dari daerah ini pada Januari lalu.

Tal Abyad berfungsi sebagai "saluran utama untuk ISIS", yang menghubungkan kota Raqqa ke dunia luar," kata Mutlu Civiroglu, pakar urusan Kurdi.

"Tal Abyad merupakan pusat keuangan dan logistik untuk ISIS. Setelah Anda memotong jalur ini akan menjadi sangat sulit bagi ISIS menyelundupkan pejuang, untuk menjual minyak dan mencapai kesepakatan dalam perdagangan barang lain yang mereka perjual-belikan," kata Civiroglu melanjutkan.

Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, pejuang Kurdi telah berhasil menguasai sekitar 50 kota dan desa di sekitar Provinsi Raqqa.

Tuduhan terhadap pasukan Kurdi

Meski demikian, kemajuan Kurdi menuai kritik dari Turki, yang menilai Partai Pekerja Kurdistan atau PKK, terdaftar sebagai kelompok teroris.

Nihat Ali Ozcan, seorang pakar dari kelompok think-tank TEPAV yang berbasis di Ankara, menyatakan Turki khawatir menguatnya YPG akan meningkatkan sentimen separatisme di tenggara Turki.

"Jika Tal Abyad dikuasai Kurdi, setelah pembebasan Kobani, Kurdi mungkin menjadi kekuatan tempur melawan Turki," kata Ozcan.

Kemajuan pejuang Kurdi juga telah menimbulkan dugaan "pembersihan etnis" oleh beberapa kelompok pemberontak Suriah, yang menyatakan bahwa pasukan YPG mengusir warga Sunni Arab dan Turkmen dari daerah tersebut.

Pasukan Kurdi menolak tuduhan tersebut dan menyatakan mereka hanya meminta warga sipil meninggalkan zona pertempuran untuk menghindari jatuhnya korban. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER