Sembilan Paus Sirip Ditemukan Mati di Alaska

Jakarta, CNN Indonesia -- Sembilan paus sirip yang terancam punah ditemukan tewas di perairan Alaska, Amerika Serikat, dalam beberapa pekan terakhir, sementara peneliti masih berkutat mencari penyebabnya.

Paus-paus itu ditemukan mati di Pulau Kodiak, di lepas pantai selatan Alaska, kata peneliti dari Universitas Alaska Fairbanks dalam sebuah pernyataan.

Jumlah paus yang mati dilaporkan sejak akhir Mei ini membuat frustrasi peneliti yang biasanya hanya menemukan satu paus sirip mati setiap beberapa tahun, kata Kate Wynne, seorang spesialis mamalia laut dari Alaska Sea Grant, bagian dari Universitas Alaska.

Pilihan Redaksi Akuarium Jepang Setop Beli Lumba-lumba dari Taiji Warga Seattle Memprotes Eksplorasi Minyak di Antartika Hampir 200 Paus Pilot Terdampar di Selandia Baru Tumpahan Minyak AS Sebabkan Kematian Mamalia Laut dan Burung

"Ini benar-benar membingungkan karena sejumlah alasan," kata Wynne. "Mereka sepertinya mati di sekitar waktu yang berbarengan. Dan anehnya mereka semua adalah satu spesies, dengan pengecualian satu paus bungkuk yang mati di lokasi yang berbeda."

Setelah paus biru, paus sirip adalah mamalia terbesar kedua di dunia. Paus sirip, yang hidup di perairan dalam di semua lautan besar, telah berstatus terancam punah di Amerika Serikat sejak 1973.

Para ilmuwan dari Alaska Sea Grant dan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) sedang mencari lebih banyak bangkai paus, dan melakukan pengujian sampel air untuk mengetes suhu. Tim juga mencari bukti lain terkait kemungkinan ganggang berbahaya.

Paus-paus yang ditemukan mati tidak memperlihatkan tanda-tanda cedera dan lapisan lemak mereka terlihat sehat.

"Sejauh ini tidak ada petunjuk untuk menyimpulkan misteri lingkungan ini," kata Wynne.

Paus Fin hidup berkelompok dengan 2-7 kawanan dan hidup rata-rata sekitar 80 tahun, menurut NOAA. Paus dewasa dapat tumbuh hingga sekitar 21 meter dengan berat sekitar 45 ton. (stu)