Angka Bunuh Diri di Jepang Menurun

Tokyo, CNN Indonesia -- Tren bunuh diri masih menjadi salah satu penyebab utama kematian di Jepang, namun kian menurun dibanding 18 tahun lalu.

Menurut laporan resmi yang dikeluarkan pada Senin (22/6), usia rata-rata orang bunuh diri di Jepang berkisar antara 15-39 tahun.

Usia ini kemudian mulai bergeser dan menyisakan usia rata-rata yang lebih tua.

Pilihan Redaksi Pertama Kalinya, Wi-Fi Publik Hadir di Kuba Boneka Osama Bin Laden Dilelang Minimal Rp66 Juta Mata-mata Korsel Divonis Kerja Paksa Seumur Hidup di Korut ISIS Hancurkan Makam Kuno di Situs Palmyra

Tahun lalu, orang yang bunuh diri berusia di bawah 39 tahun dilaporkan hanya berkisar 26 persen dari total korban bunuh diri di Jepang.

Penurunan tren bunuh diri ini ditunjukan dengan total korban yang hanya mencapai 25.427 jiwa pada tahun lalu, berdasarkan data statistik Badan Kepolisian Nasional Jepang.

Dibandingkan pada 2013, angka kematian tersebut menurun sebanyak 6,8 persen atau bisa dikatakan termasuk yang paling sedikit sejak 1997.

Jumlah kematian akibat bunuh diri di Jepang mencapai angka tertinggi pada 2003, di mana korban mencapai hingga lebih dari 34 ribu.

Angka tersebut membuat Jepang berada di posisi teratas negara yang memiliki angka kematian karena bunuh diri, menurut organisasi kesehatan PBB, WHO.

Setidaknya, sebanyak 20 kasus bunuh diri ditemukan di antara 100 ribu orang. Perbandingan ini dua kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan negara-negara maju lain.

Tahun lalu pemerintah Jepang telah berjanji untuk memangkas angka kematian akibat bunuh diri sebanyak 20 persen selama 10 tahun ke depan.

Langkah pertama yang dilakukan pemerintah Jepang untuk menyukseskan hal ini adalah dengan mendorong peran layanan penyuluhan dan mengawasi situs-situs berisi konten bunuh diri. (yns/yns)