Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Luar Negeri RI menilai keadaan ekonomi Yunani yang kini dilanda masalah tidak akan terlalu berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Alih-alih, kondisi sejumlah warga negara Indonesia yang mencari nafkah di sana yang menjadi perhatian pemerintah Indonesia.
Juru bicara Kemlu RI, Arrmanatha Nasir mengungkapkan jumlah WNI di Yunani saat ini terhitung ada sebanyak 1.040 orang. "Mereka mayoritas pekerja di sektor informal," ujar pria yang akrab disapa Tata ini di Jakarta, Kamis (2/7).
Menurut Tata, para pekerja ini yang paling terkena dampak atas kondisi perekonomian Yunani yang terancam bangkrut. "Mereka akan kehilangan pekerjaan dan mungkin akan kembali pulang ke Indonesia," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara bagi sektor perdagangan, Indonesia dan Yunani memiliki kerja sama yang baik. Meski nilai perdagangan kedua negara tidak terlalu besar, yakni sekitar US$200 juta per tahun, namun cukup signifikan, menurut Tata.
Sejauh ini, Tata berpendapat bahwa pondasi ekonomi Indonesia sudah cukup baik, meski mendapat tekanan dari luar.
"Dari aspek ini mungkin kita akan sedikit membatasi ekspor ke sana, terutama ekspor produk kelapa sawit dan komoditi pertanian," ujar Tata.
Saat Yunani bergabung dengan Uni Eropa dan mengganti mata uangnya dengan euro pada 2001, keadaan ekonomi negara ini diprediksi akan terus tumbuh dan diikuti oleh ledakan ekonomi. Namun prediksi ini seketika berubah ketika krisis keuangan menerpa Eropa di 2008.
Pada Selasa (30/6), Yunani gagal membayar utang sebesar 1,5 miliar euro kepada Dana Moneter Internasional (IMF), membuat akses Yunani pada pembiayaan IMF saat ini terputus, dan menjadikan Yunani sebagai negara maju pertama yang gagal membayar utang dan hanya hidup dari uang pinjaman untuk sementara waktu.
(stu)