Malala Rayakan Ulang Tahun ke 18 dengan Membuka Sekolah Baru

CNN Indonesia
Senin, 13 Jul 2015 05:00 WIB
Pemenang Nobel, Malala Yousafzai merayakan ulang tahunnya yang ke 18 dengan membuka sekolah untuk para perempuan muda dari para pengungsi Suriah.
Malala Yousafzai. (REUTERS/Carlos Barria)
Lebanon, CNN Indonesia -- Pemenang Nobel, Malala Yousafzai merayakan ulang tahunnya yang ke 18 dengan membuka sekolah untuk para perempuan muda dari para pengungsi Suriah.

Malala membangun sekolah ini bekerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat Kayany Foundation di lembah Bekaa, Lebanon.
Pemenang hadiah Nobel termuda itu saat pembukaan sekolah mengajak pemimpin dunia untuk “berinvestasi pada buku, bukan peluru.”

Malala menjadi simbol perlawanan setelah dia menjadi korban penembakan di bis sekolah di Pakistan pada 2012 oleh kelompok Taliban yang. Taliban menembak Malala karena gadis itu melakukan advokasi untuk mendapatkan hak pendidikan bagi anak-anak perempuan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah sembuh dari luka-luka tembaknya Malala melanjutkan kampanyenya hingga memenangkan Nobel pada 2014.
“Saya memutuskan untuk berada di Lebanon karena saya percaya bahwa suara para pengungsi Suriah perlu didengarkan dan mereka telah diabaikan terlalu lama,” kata Malala pada Reuters di dalam salah satu ruang kelas yang dihias dengan gambar kupu-kupu.

Yayasan Malala, sebuah organisasi nirlaba yang mendukung proyek-proyek pendidikan lokal, membiayai sekolah di lembah Bekka, dekat perbatasan Suriah itu. Saat ini sekolah itu bisa menampung lebih dari 200 gadis berusia 14-18 tahun.

“Hari ini hari pertamaku sebagai orang dewasa, atas nama anak-anak sedunia, saya mengajak para pemimpin untuk berinvestasi pada buku bukan peluru,” kata Malala dalam pidatonya.

Lebanon saat ini menampung 1,2 juta dari 4 juta pengungsi akibat perang Suriah. Ada sekitar 500 ribu anak-anak usia sekolah di Lebanon, namun hanya seperlimanya yang bisa mendapatkan pendidikan formal.

Lebanon yang mengizinkan pengaturan informal untuk penyewaan tanah oleh para pengungsi mengatakan saat ini tak lagi sanggup menanggung beban dari konflik Suriah yang telah berlangsung selama empat tahun. Satu dari empat orang yang tinggal di Lebanon adalah pengungsi.
 
PBB mengatakan jumlah pengungsi Suriah di negara-negara tetangga diperkirakan mencapai 4,27 juta pada akhir tahun ini.
“Di Lebanon seperti di Yordania, ada peningkatan jumlah pengungsi yang dikembalikan ke perbatasan,” kata Malala. “Ini tidak manusiawi dan memalukan.”

Ayah Malala, Ziauddin mengatakan dia sangat bangga pada putrinya yang telah melanjutkan perjuangannya sebagai aktivis hingga masa dewasa.

“Ini adalah misi yang telah berlangsung selama 8-9 tahun. Sebuah momen kecil pada pendidikan anak perempuan di lembah Swat: yang kini menyebar ke seluruh dunia,” kata Ziauddin.

Tak hanya membuka sekolah, Malala juga mendapat hadiah berupa nyanyian dan kue ulang tahun. Dia terlihat meneteskan air mata, dan merendah ketika dimintai saran.

“Mereka semua luar biasa, saya tak berpikir mereka membutuhkan pesan nasehat. Karena mereka sudah tahu pendidikan  sangat penting untuk mereka.” (utw/utw)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER