Lebih dari 10% Warga Negara Maju Tak Percaya Perubahan Iklim

Ike Agestu | CNN Indonesia
Minggu, 19 Jul 2015 15:01 WIB
Sebuah studi menemukan satu dari lima warga Australia tidak percaya pada perubahan iklim, membuat negara itu yang paling skeptis terkait isu-isu lingkungan.
(Ilustrasi/Reuters/Kevin Lamarque)
Jakarta, CNN Indonesia -- Studi menemukan hampir satu dari lima warga Australia tidak percaya pada perubahan iklim, membuat negara itu yang paling skeptis terkait isu-isu lingkungan di dunia.

Sebanyak 17 persen warga Australia tidak percaya pada perubahan iklim, diikuti oleh 15 persen warga di Norwegia, 13 persen di Selandia Baru dan 12 persen orang Amerika Serikat, menurut penelitian yang dilakukan oleh Universitas Tasmania.

Penelitian itu diterbitkan dalam jurnal Perubahan Lingkungan Global, yang melakukan survei terhadap hampir 20 ribu orang di 14 negara-negara industri termasuk Australia, Kanada, Perancis, Jerman dan Inggris dan didasarkan pada data yang dikumpulkan melalui Survei Sosial Program Internasional pada 2010 dan 2011.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditemukan bahwa orang di negara-negara dengan emisi karbon yang lebih tinggi lebih mungkin menjadi skeptis, seperti di AS, Australia dan Norwegia. Ketiganya ada di bagian atas daftar negara emisi CO2 menurut Bank Dunia pada 2010.

Korelasi lain menemukan bahwa pria lebih mungkin untuk menjadi orang yang tidak percaya perubahan iklim daripada perempuan, ditemukan pada 12 dari 14 negara yang disurvei.

Beraliran politik konservatif atau kanan juga meningkatkan kemungkinan seseorang menjadi skeptis daripada orang-orang yang diidentifikasi lebih beraliran kiri.

Mereka yang kurang percaya pada pemerintah juga ditemukan lebih skeptis tentang perubahan iklim, begitu juga orang tua daripada generasi muda.

Sementara itu, negara-negara dengan kepedulian lingkungan tertinggi adalah Kanada dan Swiss, dan hanya 2 persen dari Spanyol dan 4 persen dari Jerman dan Swiss yang skeptis terhadap perubahan iklim.

Mereka yang lebih percaya pada perubahan iklim adalah yang tinggal di perkotaan dan yang percaya bahwa ilmu pengetahuan mampu memecahkan masalah lingkungan.

“Skeptisisme iklim terus berlanjut meskipun ada bukti ilmiah kuat bahwa perubahan iklim akibat aktivitas manusia sedang terjadi. Alasan untuk ini bervariasi dan kompleks,” kata para peneliti, dikutip dari The Independent.

Mereka menambahkan bahwa skeptisisme iklim muncul "bervariasi sesuai dengan konteks politik dan budaya masing-masing negara.” (stu/stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER