Paris, CNN Indonesia -- Baru-baru ini sebuah foto selfie pemenggalan oleh militan radikal Perancis terhadap mantan bosnya diunggah di Twitter melalui akun yang memiliki hubungan dengan ISIS.
Pesan yang ditulis di dalam akun yang telah dihapus oleh Twitter tersebut sebenarnya ditujukan kepada pejihad Perancis di Suriah. Akun itu menyebutkan bahwa pembunuh, Yassin Salhi, 35 tahun, adalah 'tentara khalifah'.
Dalam foto selfie tersebut, tampak seorang pria yang telah menikah dan memiliki tiga anak ini berada di samping jasad Herve Cornara, 54 tahun. Polisi menduga, foto ini diambil di dalam sebuah mobil van yang diparkir di taman di mana Salhi membunuh Cornara bulan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah membunuh Cornara, Salhi memenggal kepala bosnya itu dan menancapkannya di pagar pabrik gas milik perusahaan Air Products asal Amerika Serikat di dekat Lyon.
Ia kemudian mengambil foto lagi di samping kepala yang telah dipenggal itu yang bersebelahan dengan dua bendera bertuliskan kalimat syahadat.
Sebuah pistol palsu dan sebuah pisau ditemukan di dekat lokasi tersebut.
Dikutip dari The Telegraph pada Minggu (19/7), seorang sumber menyebutkan bahwa Salhi mengirimkan foto yang ia miliki ke nomor telepon di Kanada.
Pejihad Perancis di Suriah diyakini telah menerima hasil foto tersebut yang disebut oleh media Perancis adalah Sebastien Younes V.Z., 30 tahun, yang telah berpindah Islam setelah lulus dari akademi teknik di Besançon, timur Perancis.
Sejauh ini, belum diketahui pasti di mana tepatnya lokasi si penerima foto, mengingat sekitar 470 pejihad asal Perancis berada di Irak dan Suriah.
Sebuah foto kepala korban yang diambil oleh polisi sebelumnya muncul di situs sayap kanan. Pekan lalu, seorang polisi mengakui telah menyebar foto tersebut ke rekan-rekannya. Namun, menurut jaksa, polisi ini diyakini tidak terlibat langsung dalam pengunggahan di Twitter.
Saat ini, Salhi berada di bawah penyidikan formal atas pembunuhan yang berkaitan dengan tindakan teroris.
Jaksa penuntut membuka penyidikan lebih jauh pada Sabtu kemarin setelah foto Salhi muncul di Twitter.
Presiden Perancis François Hollande mengatakan pembunuhan oleh Salhi jelas tergolong ke dalam 'aksi teroris'.
Namun, Salhi yang bekerja sebagai pengantar di perusahaan transportasi Cornara dilaporkan tampak bingung tentang motif pembunuhan, ketika ia diinterogasi setelah penangkapan.