Bocah 11 Tahun Korban Perkosaan Melahirkan Anak

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Sabtu, 15 Agu 2015 05:42 WIB
Bocah perempuan di Paraguay itu hamil karena menjadi korban perkosaan ayah tirinya. Dia kemudian melahirkan bayi perempuan melalui operasi caesar.
Ilustrasi (Flickr)
Asuncion, CNN Indonesia -- Seorang bocah perempuan berusia 11 tahun yang menjadi korban perkosaan di kota Asuncion, Paraguay, melahirkan bayi pada Kamis pagi (13/8). Bocah perempuan malang ini diduga hamil karena diperkosa oleh ayah tirinya sendiri.

Direktur Palang Merah Asuncion Mario Villalba kepada CNN mengatakan bahwa bocah yang tidak disebut namanya itu melahirkan bayi perempuan seberat 3 kilogram melalui operasi caesar. "Bayi dan ibunya dalam kondisi sehat," kata Villalba.

Hamilnya bocah ini membuat geger Paraguay setelah terkuak pada Mei lalu. Saat itu anak perempuan itu baru berusia 10 tahun dan tengah hamil 22 minggu. Ibu bocah itu yang berusia 32 tahun langsung ditangkap polisi atas dakwaan kelalaian dan menjadi kaki tangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepolisian Paraguay menangkap pelakunya, Gilberto Benitez Zarate, 42, ayah tiri korban, dan langsung dikenakan dakwaan perkosaan dan penyiksaan terhadap anak. Benitez membantah tuduhan tersebut dan meminta dilakukan tes DNA.

Ibu korban dibebaskan Juni lalu dengan jaminan. Kepada CNN dia mengatakan pernah mengadukan hal ini pada aparat namun jaksa menolak kasusnya. Namun Menteri Kesehatan Antonio Barrios membantah pengakuan tersebut dengan mengatakan bahwa tetangga mereka yang awalnya melaporkan perkosaan itu dan ibunya malah membantah tuduhan terhadap suaminya.

Kehamilan korban diketahui pada April lalu setelah ibunya membawa putrinya itu ke rumah sakit setelah mengeluh sakit perut.

Awalnya ibunya ingin agar gadis itu menjalani aborsi, sebuah permintaan yang didukung oleh banyak kelompok HAM, salah satunya Amnesty International, dengan alasan akan membahayakan nyawanya.

Namun permintaan ini ditolak pengadilan Paraguay karena dianggap merupakan pelanggaran hukum.

Paraguay adalah salah satu negara dengan hukum aborsi paling ketat di dunia. Aborsi di negara ini hanya bisa dilakukan jika kehamilan berbahaya dan mengancam nyawa ibu. Dalam kasus ini, dokter mengatakan kehamilan tidak mengancam jiwa kendati korban masih berusia sangat muda.

Menurut laporan PBB tahun 2013, ada dua juta anak gadis di bawah usia 14 tahun yang melahirkan di negara-negara berkembang setiap tahunnya, kebanyakan mengalami masalah kesehatan jangka panjang.

Diperkirakan ada 70.000 remaja meninggal dunia setiap tahunnya karena komplikasi kehamilan atau saat kelahiran.

Di Paraguay, ada 684 gadis berusia antara 10 dan 17 tahun melahirkan tahun lalu. Kebanyakan mereka adalah korban kekerasan seksual, berdasarkan data resmi pemerintah. (den)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER