Dituduh Mata-mata, Wanita AS Dipenjara di China

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Rabu, 23 Sep 2015 14:55 WIB
Phan Phan-Gillis ditahan enam bulan lalu di penjara rumah saat melakukan kunjungan bisnis ke China. Pekan ini, dia resmi ditahan di dalam penjara.
Phan Phan-Gillis ditahan enam bulan lalu di penjara rumah saat melakukan kunjungan bisnis ke China. Pekan ini, dia resmi ditahan di dalam penjara. (www.savesandy.org)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah China disebut telah memenjarakan seorang wanita Amerika Serikat yang dituduh mata-mata. Pembebasan wanita ini diharapkan menjadi salah satu agenda utama dalam pertemuan antara Presiden AS Barack Obama dan Presiden China Xi Jinping.

Seperti diberitakan New York Times, Selasa (22/9), Phan Phan-Gillis resmi menjalani tahanan di penjara Nanning pekan ini setelah selama enam bulan ditempatkan di penjara rumah.

Suaminya, Jeff Gillis, mengatakan istrinya tiba-tiba ditangkap pada 20 Maret lalu dalam sebuah kunjungan bisnis delegasi pemerintah dan pengusaha asal Houston ke China. Di perbatasan, Phan atau yang juga dikenal dengan nama Sandy ini dipisahkan dari rombongan dan tidak kembali semenjak itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wanita kelahiran Vietnam dan keturunan Tionghoa ini dituduh melakukan tindakan spionase yang dianggap mengancam keamanan nasional China. Tidak disebutkan lebih rinci aktivitas mata-mata apa yang dilakukan oleh wanita 55 tahun ini.

Phan memang dikunjungi setiap bulannya oleh perwakilan AS di China, namun suaminya merasa upaya pemerintah tidak cukup keras untuk membebaskan istrinya.

Dia berharap, perkara ini diangkat dalam pertemuan Obama dan Xi pekan ini. Pengumuman penahanan resmi Phan dilakukan selang dua hari sebelum Xi tiba di AS.

"Saya merasa ini adalah kesalahan besar. Istri saya bukan mata-mata. Dia bukan pencuri, dia adalah pengusaha wanita yang melakukan banyak pekerjaan nirlaba di Houston," kata Gillis.

Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan bahwa banyak pertanyaan soal kasus ini yang belum dijawab oleh China.

"Ini adalah kasus yang sejak lama tengah berusaha diselesaikan AS. Saat ini, saya benar-benar tidak tahu apakah masalah ini akan diangkat dalam pertemuan kedua pemimpin," kata Earnest.

Sementara itu juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei bersikeras Phan harus ditahan karena membahayakan China.

"Kami berharap dunia luar menghormati cara China mengatasi kasus ini berdasarkan hukum yang berlaku," tegas Hong Lei. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER