Beli Amunisi Rp388 Miliar, Pria Inggris Divonis Enam Tahun

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Rabu, 28 Okt 2015 11:53 WIB
Seorang pria asal Inggris membeli amunisi seberat 1.100 ton dan menyewa pesawat pribadi untuk mengirimkannya ke Libya untuk mempersenjatai warga.
Old Bailey Court di London menjatuhkan vonis enam tahun penjara bagi pria yang berencana mengirimkan amunisi ke Libya. (Wikipedia)
London, CNN Indonesia -- Seorang pria di Inggris divonis enam tahun penjara karena membeli amunisi senilai US$28,5 juta atau lebih dari Rp388 miliar dan berencana mengirimkannya ke Libya.

Diberitakan CNN, Abdurraouf Eshati dari Wales ini divonis oleh Old Bailey Court pada Selasa (27/10). Pria 29 tahun didakwa atas tuduhan perencanaan terorisme setelah polisi menemukan gambar bukti pembayaran amunisi dan penyewaan pesawat kargo menuju Libya di telepon selulernya.

Diperkirakan, amunisi yang dibeli Eshati berbobot hingga 1.100 ton dan dibeli dari Italia untuk dikirimkan ke wilayah timur Libya bagi militan Zintan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Melihat tingkat aktivitasnya, pengadilan memerintahkan penangkapan dan menemukan dokumen ini yang membuat aparat di Italia berhasil menemukan pengiriman ilegal senjata dari timur Eropa ke wilayah konflik di Libya dan negara lainnya," kata jaksa penuntut di pengadilan.

Eshati tertangkap bersama 20 orang lainnya di dalam sebuah truk dalam penggeledahan polisi di Dover, sebuah pelabuhan di Inggris yang dekat pintu masuk Channel Tunnel yang terhubung dengan Perancis, November tahun lalu.

Eshati mengaku bersalah telah merencanakan pengiriman tersebut dan siap menerima hukuman.

Pria ini diketahui tinggal di masjid Pusat Budaya Islam Wrexham dan kerap menjadi imam di tempat itu. Dalam penggeledahan, polisi menemukan beberapa kertas dengan kop surat berbagai instansi, diduga digunakan untuk membuat dokumen palsu.

Dr Ikram Shah, salah satu petinggi di Pusat Budaya Islam Wrexham mengaku berlepas diri dari semua tindakan Eshati dan mengatakan bahwa mereka telah dibohongi oleh pria imigran keturunan Libya itu.

Terri Nicholson, kepala operasional di komando anti-terorisme Polisi Metropolitan Inggris mengatakan bahwa perdagangan dan pengiriman senjata seperti yang dilakukan oleh Eshati "membahayakan nyawa banyak warga Libya karena akan digunakan dalam konflik." (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER