Jakarta, CNN Indonesia -- Penutupan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali akibat abu vulkanik gunung menghambat proses deportasi buronan asal India yang tertangkap bulan lalu.
Menurut Kepala Bidang Humas Polda Bali, Kombes Pol Hery Wiyanto di Denpasar, Rabu (4/11), deportasi buron Interpol Ranjedra Sadashiv Nikalje alias Chhota Rajan belum mendapat kepastikan akibat penutupan bandara.
"Keberangkatan tersangka pembunuh 20 wanita itu ke India mengalami hambatan akibat bencana alam di provinsi tetangga," kata Hery, dikutip dari kantor berita Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penutupan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali diperpanjang hingga Kamis besok karena abu vulkanik erupsi anak gunung Rinjani, Barujari, di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Hery mengatakan, rencananya Rajan akan dideportasi dengan pesawat pribadi dari India yang akan membawa dia kembali ke negaranya.
"Jika perencanaan deportasi jadi, tersangka akan diserahkan ke petugas Imigrasi Ngurah Rai, untuk selanjutnya diserahkan ke Kepolisian India di Bandara," lanjut Hery.
Kapolda Bali Sugeng Priyanto dalam wawancara dengan CNN Indonesia pekan lalu mengatakan bahwa pria 55 tahun itu telah menjadi
buronan Interpol sejak tahun 1955.Rajan adalah kepala sindikat kriminal yang melakukan pemerasan, penyelundupan senjata dan sindikat pembunuh bayaran. Dia diduga telah melakukan 20 kali pembunuhan dan bersembunyi di Australia.
Rajan ditangkap di bandara Ngurah Rai pada 25 Oktober lalu dan akan segera dideportasi ke India.
(antara/stu)