Abu Sayyaf Minta Tebusan Rp1,1 Triliun untuk Empat Sandera

Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 04 Nov 2015 14:47 WIB
Kelompok Abu Sayyaf di Filipina meminta tebusan Rp284 miliar masing-masing untuk sandera asal Kanada, Norwegia, dan Filipina yang ditangkap September lalu.
Ilustrasi (Warrick Page/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok militan yang memiliki koneksi dengan al-Qaidah di Filipina meminta uang tebusan sebesar US$21 juta (Rp284 miliar) masing-masing bagi tiga pria dan seorang wanita yang mereka tangkap di sebuah resor pada September lalu.

Sandera pria, dua warga Kanada dan seorang warga Norwegia, serta seorang perempuan Filipina terlihat dalam sebuah klip video yang di-posting di Twitter. Dalam video, mereka terlihat meringkuk di tanah, sementara seorang pria bertopeng memegang parang berdiri di atas mereka dan mengancam akan membunuh mereka.

"Saya mengimbau kepada perdana menteri Kanada dan rakyat Kanada, tolong bayar tebusan ini sesegera mungkin atau hidup kami berada dalam bahaya besar," kata seorang pria berjanggut yang mengidentifikasi dirinya sebagai John Ridsdel, yang bekerja sebagai konsultan pertambangan dari Kanada.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya juga disandera oleh kelompok Abu Sayyaf. Kami harus ditebus masing-masing satu miliar peso," ujar Ridsdel, dikutip dari Reuters, Rabu (4/11).

Pemerintah Filipina memiliki kebijakan ”tidak ada uang tebusan" dan tidak akan bernegosiasi dengan para militan, kata juru bicara polisi Inspektur Kepala Wilben Mayor.

Tentara menolak berkomentar tetapi seorang pejabat militer mengatakan permintaan uang tebusan itu "luar biasa".

Para sandera diyakini akan ditahan di hutan di pulau selatan Jolo, basis Abu Sayyaf, yang dikenal kerap melakukan serangan bom, pemenggalan dan penculikan.

Klip video berdurasi satu menit 27 detik itu di-posting di Twitter oleh Kelompok Intelijen Site, yang melacak kelompok-kelompok militan.

Bulan lalu, para militan merilis video dengan durasi lebih lama yang menunjukkan para tawanan untuk pertama kalinya sejak mereka dibawa, menarik perhatian pemerintah Kanada dan Filipina dan menghentikan serangan militer di Jolo.

Ridsdel juga berbicara dalam video pertama, juga dua orang lainnya, yang mengidentifikasi diri mereka sebagai Robert Hall dan Kjartan Sekkingstad. Namun sandera perempuan tidak berbicara.

Tentara mengidentifikasi empat orang itu disandera pada September.

Serangan di resor adalah pengingat ketidakamanan di Filipina selatan meskipun perjanjian damai 2014 dengan kelompok pemberontak Muslim terbesar mengakhiri konflik selama 45 tahun.

Para militan Abu Sayyaf juga menahan orang asing lainnya termasuk satu dari Belanda, satu dari Jepang, dua dari Malaysia dan seorang misionaris Italia.

Pekan lalu, seorang pria Korea 70 tahun meninggal ketika ditawan dan tubuhnya ditempatkan dalam karung dan ditinggalkan di Jolo.

Pada 2014, Abu Sayyaf membebaskan para pasangan Jerman setelah berbulan-bulan ditahan, menyusul laporan 270 juta peso (Rp77,8 miliar). Pemerintah Filipina dan Jerman membantah telah membayar uang tebusan. (stu)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER